Rupiah Perkasa Menuju Level Rp16.200 per Dolar AS, Imbas Kekhawatiran Resesi Ekonomi AS

BRIEF.ID – Nilai tukar (kurs) rupiah perkasa menuju level psikologis Rp16.200 per Dolar Amerika Serikat (AS), imbas meningkatnya kekhawatiran investor terhadap resesi ekonomi AS.

Berdasarkan data transaksi antarbank hari ini, Jumat (23/5/2025), kurs rupiah dibuka menguat 0,05% atau 8 poin menjadi Rp16.320 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.328 per dolar AS.

Selanjutnya nilai tukar rupiah terus menguat, hingga menyentuh Rp16.299 dan diperdagangkan di kisaran Rp16.300 untuk nilai tukar pasar tengah hingga pukul 11.00 WIB,

Penguatan rupiah dipengaruhi melemahnya indeks dolar AS di di kisaran 99,65 pada perdagangan hari ini, yang memicu peningkatan modal masuk investor asing di pasar keuangan emerging market termasuk Indonesia.

Tak hanya rupiah, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Burs Efek Indonesia juga dibuka menguat 0,55% dan menyentuh level psikologis 7.200, seiring aksi borong saham  yang dilakukan investor asing.

Melemahnya indeks dolar AS, membuat mayoritas mata uang Asia menguat pada perdagangan hari ini, seperti Won Korea Selatan (+0,42%), Ringgit Malaysia (+0,39%), Yen Jepang (+0,28%), Dolar Singapura (+0,17%), Dolar Taiwan (+0,11%), Yuan Offshore (+0,08%), Baht Thailand dan Yuan Renmimbi masing-masing (+0,07%).

Hanya ada 2 mata uang Asia yang melemah terhadapa dolar AS pada perdagangan hari ini, yaitu Peso Filipina dan Dolar Hong Kong, yang masing-masing terkoreksi 0,04%.

Meningkatnya arus modal asing ke passar keuangan Asia, dipicu kekhawatiran yang meningkat terhadap resesi ekonomi AS, seiring kondisi fiskal yang memburuk.

Hal itu, dipicu penurunan peringkat utang pemerintah AS dari Aaa menjadi Aa1 oleh lembaga pemeringkat Moody’s, yang menunjukkan pemerintah AS menghadapi risiko utang dan pembayaran bunga, yang akan jatuh tempo.

Pemerintah dan Kongres AS dinilai gagal untuk membalikkan tren defisit fiskal tahunan yang besar dan kenaikan biaya bunga. Adapun beban utang Pemerintah AS diprediksi meningkat menjadi 134% dari PDB pada 2025, dibandingkan dengan 98% pada 2024.

Moody’s memprediksi defisit federal AS akan melebar hingga hampir 9% dari produk domestik bruto (PDB) pada 2035, naik dari 6,4% pada 2024.

Kondisi fiskal AS yang memburuk, membuat prospek ekonomi jangka panjang negeri Paman Sam lebih suram. Konsensus menilai ekonomi AS akan tumbuh pada tingkat 1,4% pada 2025, turun tajam dari perkiraan pertumbuhan 2,4% sebelum perang dagang berkobar.

Sejumlah survei menunjukkan sebagian besar pelaku pasar dan ekonom menilai kondisi ekonommi AS akan melambat dalam kondisi terburuk selama 16 tahun terakhir, jika era pandemi COVID-19 dikecualikan.

Untuk perdagangan hari ini, nilai tukar rupiah diperkirakan cenderung menguat, bergerak di kisaran level Rp16.300 per dolar AS hingga Rp16.350 per dolar AS. (jea)

Share post:

Subscribe

spot_imgspot_img

Popular

More like this
Related

Bank Indonesia Buyback SBN Rp96,41 Triliun, Terapkan Modern Monetary Theory?

BRIEF.ID - Bank Indonesia (BI) telah membeli kembali (buyback)...

Airlangga Pastikan Djaka Budhi Utama Bukan Anggota TNI Aktif

BRIEF.ID – Menko Perekonomian Airlangga Hartarto memastikan Direktur Jenderal...

Shell Alihkan Kepemilikan SPBU ke Perusahaan Patungan Citadel dan Sefas Tahun Depan

BRIEF.ID - PT Shell Indonesia, anak perusahaan Shell plc...

Uang Beredar Capai Rp9.390 Triliun per April 2025, BI: Likuiditas Perekonomian Terjaga

BRIEF.ID - Bank Indonesia (BI) menyatakan likuiditas perekonomian terjaga,...