BRIEF.ID – Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah tipis di perdagangan awal pekan, Senin (9/12/2024), seiring menguatnya ekspetasi pemangkasan suku bunga The Fed (Federal Reserve).
Berdasarkan data transaksi antarbank hari ini, kurs rupiah dibuka turun 0,06% atau 10 poin menjadi Rp15.855 per dolar AS dari posisi sebelumnya Rp15.845 per dolar AS.
Pelemahan rupiah dipicu penguatan indeks dolar AS seiring data ketenagakerjaan AS yang dirilis pada akhir pekan lalu. Data tenaga kerja AS pada November 2024 menunjukkan kenaikan nonfarm payrolls sebanyak 227.000, atau melebihi estimasi sebesar 214.000-220.000.
Selain itu, tingkat kepercayaan konsumen AS di bulan Desember juga menunjukkan hasil yang lebih bagus dari sebelumnya, yakni 74 dibanding 71,8 di November 2024.
Hal tersebut menunjukkan ekonomi AS semakin membaik, dan membuat ekspetasi investor terhadap kemungkinan penurunan suku bunga Bank Sentral AS atau Federal Reserve (The Fed) makin menguat.
FedWatch dari CME Group mencatat data perdagangan berjangka Fed Funds memproyeksikan peluang sebesar 85% untuk Bank Sentral AS menurunkan suku bunga dalam pertemuan pada 18 Desember 2024.
Selain itu, konflik di Timur Tengah diperkirakan makin memanas, seiring jatuhnya resim Presiden Suriah, Bashar al-Assad, etelah pemberontak menguasai ibu kota Damaskus.
Hal ini, memicu kekhawatiran eskalasi akan berlanjut dan semakin memperparah konflik di kawasan Timur Tengah, yang dampaknya meluas terhadap rantai pasok dunia, begitu pula harga minyak dan gas.
