BRIEF.ID – Nilai tukar (kurs) rupiah masih bertahan di level Rp16.100 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan hari ini, Jumat (15/8/2025), seiring sikap investor yang galau soal pemangkasan suku bunga The Fed.
Berdasarkan data transaksi antarbank hari ini, kurs rupiah dibuka melemah 0,25% atau 40 poin menjadi Rp16.155 per dolar AS dari posisi sebelumnya Rp16.115 per dolar AS.
Smeentara di pasar spot, nilai tukar rupiah terkoreksi 0,5% menjadi R[16.190 per dolar AS, namun perlahan menguat ke kisaran Rp16.158 per dolar AS.
Pelemahan rupiah terjadi sering keraguan investor terkait kemungkinan Bank Sentral AS atau Federal Reserve (The Fed) memangkas suku bunga acuan dalam pertemuan pada September 2025.
Hal itu, dipengaruhi data inflasi produsen AS per Juli 2025, yang naik menjadi 3,3% secara tahunan atau year-on-year (yoy), jauh melebihi ekspetasi pelaku pasar yang hanya sebesar 2,5%.
Secara bulanan atau month-to-month (mtm), inflasi produsen berada di angka 0,9% per Juli 2025, berada di atas estimasi pasar sebesar 0,2%.
Data terbaru inflasi produsen AS tersebut mengindikasikan perusahaan mulai membebankan kenaikan biaya impor akibat kebijakan tarif AS kepada konsumen.
Laporan tersebut, mencerminkan perusahaan mulai menyesuaikan harga barang dan jasa untuk membantu mengimbangi biaya terkait tarif impor AS yang lebih tinggi.
Dengan pasar tenaga kerja yang menurun, pelaku pasar memperkirakan The Fed akan berhati-hati memangkas suku bunga, bahkan ada kemungkinan kembali mempertahankannya.
Selain rupiah, sejumlah mata uang Asia juga dibuka melemah terhadap dolar AS pada perdagangan hari ini, yaitu Peso Filipina (-0,43%), Baht Thailand (-0,19%), Dolar Taiwan (-0,18%), Ringgit Malaysi (-0,17%), Dolar Hong Kong (-0,12%), dan Yuan offshore 0,01%.
Sementara mata uang Asia yang menguat terhadap dolar AS, antara lain Yen Jepang (+0,31%), Dolar Singapura (+0,06%), dan Yuan Tiongkok (+0,01%). Indeks dolar AS pada saat yang sama bergerak di zona merah di kisaran 98,12.
Untuk perdagangan hari ini, nilai tukar rupiah diprediksi bertahan meski mengalami tekanan, dengan bergerak di kisaran level Rp16.100 per dolar AS, hingga Rp16.200 per dolar AS. (jea)