BRIEF.ID – Duta Besar Republik Indonesia untuk Amerika Serikat (AS) Rosan Roeslani menyatakan, sinergisitas antara Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Bursa Efek New York (New York Stock Exchange/NYSE) Amerika Serikat (AS) makin memperkuat hubungan Indonesia – AS sehingga membuka peluang bagi perusahaan-perusahaan Indonesia mencatatkan sahamnya atau dual-listing di NYSE.
“Saya tentunya berharap sinergi ini akan semakin memperkuat hubungan Indonesia – Amerika Serikat, dan membawa keuntungan bersama dalam pengembangan pasar modal di masa yang akan datang,” kata Rosan usai menyaksikan penandatanganan kerja sama di Gedung NYSE New York, AS, Jumat (4/11/2022) waktu setempat.
Perjanjian kerja sama yang ditandatangani Presiden Direktur BEI Iman Rahman dan Presiden NYSE Lynn Martin mencakup kolaborasi di beberapa bidang yang menjadi kepentingan bersama, termasuk pengembangan produk bersama dan membuka channel komunikasi baru.
Dikatakan Rosan, kerja sama BEI dan NYSE juga akan membuka pintu bagi perusahaan-perusahaan Indonesia untuk dapat melantai (listing) atau dual-listing di NYSE.
“Saya sangat mendukung kolaborasi New York Stock Exchange (NYSE) dan Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk membuka potensi pasar saham dan keuangan di Indonesia. Saya telah menyaksikan penandatanganan nota kesepahaman NYSE dan BEI yang dilakukan Pak Iman Rahman, Presiden Direktur BEI dan Lynn Martin, Presiden NYSE,” jelas Rosan.
Pada kesempatan itu, Rosan juga menyinggung tentang pertumbuhan pasar modal Indonesia yang positif di tengah sentimen global yang dipicu krisis pangan, energi, finansial, dan geopolitik.
“Saya yakin situasi ini dapat menjadi peluang bagi investor asing yang ingin menanamkan modalnya di Indonesia, termasuk melalui dana kekayaan abadi atau sovereign wealth fund (SWF), yakni Indonesia Investment Authority (INA). Semoga semakin banyak perusahaan Indonesia ekspansi ke pasar global dan mencatatkan saham perdana di BEI dan di NYSE,” kata Rosan.
Jumlah investor pasar modal terus meningkat seiring meningkatnya kesadaran masyarakat berinvestasi yang didukung perkembangan teknologi digital. Data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) menyebutkan, hingga Agustus 2022 jumlah investor pasar modal menembus 9,54 juta investor. Jumlah itu melesat 27,38% dibandingkan Desember 2021 yang sebanyak 7,48 juta investor.
Lonjakan jumlah investor pasar modal, utamanya ditopang oleh jumlah investor reksadana yang melonjak 29,56% jadi 8,86 juta investor pada Agustus 2022. Lonjakan juga dicatatkan jumlah investor Surat Berharga Negara (SBN) yang melesat 24,53% jadi 761.045 investor, serta investor saham dan surat berharga lainnya naik 19,89% jadi 4,13 juta investor.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan jumlah investor pasar modal hingga pertengahan Agustus 2022 mencapai 9,45 juta investor. Jumlah ini meningkat 8 kali lipat sejak 5 tahun lalu. Anggota Dewan Komisioner merangkap sebagai Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK, Inarno Djajadi mengatakan hampir 60% dari total jumlah investor di pasar modal adalah milenial dan generasi Z yang berusia di bawah 30 tahun.
No Comments