BRIEF.ID – Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Perkasa Roeslani memastikan, proyek petrokimia senilai Rp 59,37 triliun milik PT Lotte Chemical Indonesia (PT LCI) siap beroperasi, pada Maret 2025.
Pembangunan pabrik petrokimia itu sudah hampir selesai atau kurang lebih 98,7%.
“Diharapkan Maret 2025 nanti sudah mulai produksi dan bulan Mei sudah mulai ekspor,” ujar Rosan melalui keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (13/8/2024).
PT LCI merupakan salah satu proyek investasi yang berhasil difasilitasi pemerintah pasca pembentukan Satuan Tugas (Satgas) Percepatan Investasi oleh Presiden Joko Widodo melalui Keputusan Presiden Nomor 11 Tahun 2021.
Setelah menghadapi berbagai kendala perizinan dan tumpang tindih lahan selama 6 tahun, proyek ini berhasil dimulai kembali konstruksinya pada April 2022.
Proyek ini mencakup pembangunan fasilitas petrokimia untuk memproduksi polypropylene serta produk hilir lainnya seperti butadiene, dan BTX (benzene, toluene, xylene).
Produk-produk ini akan menjadi bahan baku penting bagi berbagai industri seperti pembuatan botol, ban, cat, peralatan medis, hingga pengusir serangga.
Rosan menyebut industri petrokimia sangat penting untuk hilirisasi di Indonesia. Sebab di saat yang bersamaan, perusahaan juga menyerap 14 ribu tenaga kerja.
“Hanya 4% tenaga kerja dari Korea, dari segi penyerapan tenaga kerja, teknologi, industrialisasi, dan ekspor, ini memberi dampak positif bagi Indonesia, terutama di daerah Cilegon,” katanya.
Pemerintah memiliki kebijakan insentif super tax deduction hingga 200% bagi perusahaan yang berkontribusi dalam pengembangan pendidikan vokasi.
Hal ini sebagai wujud upaya Pemerintah Indonesia untuk memastikan bahwa tidak hanya perusahaan yang tumbuh dan berkembang, tetapi juga sumber daya manusia di Indonesia.
Sementara itu, President Director PT LCI Yim Dong Hee, juga mengapresiasi kehadiran Menteri Investasi/Kepala BKPM Rosan Perkasa Roeslani yang melakukan peninjauan ke fasilitas produksi LCI. Ini merupakan bentuk perhatian pemerintah atas setiap perkembangan investasi yang terjadi.
“Tahun depan, kami siap berproduksi, kami harap dapat kembali mengundang pemerintah ke sini,” ujar Yim Dong Hee.
Berdasarkan data Kementerian Investasi/BKPM, investasi PT Lotte Chemical Indonesia tercatat sebagai penanaman modal asing (PMA) asal Malaysia, karena mayoritas pemegang saham (51%) adalah Lotte Chemical Titan Holding Bhd, yang berbasis di Malaysia.
Selama 10 tahun terakhir, Malaysia menempati peringkat kelima sebagai negara asal Foreign Direct Investment (FDI) terbesar di Indonesia, dengan total investasi mencapai US$ 21,86 miliar.
Korea Selatan, sebagai negara asal pemegang saham minoritas di PT LCI, menempati peringkat ketujuh dengan total investasi sebesar US$ 18,20 miliar.
Kehadiran kedua negara ini dalam proyek petrokimia strategis menunjukkan kepercayaan investor asing terhadap potensi pertumbuhan ekonomi dan iklim investasi Indonesia.