BRIEF.ID – Ketua DPR Puan Maharani mengatakan, Indonesia sebagai negara yang menjunjung tinggi nilai demokrasi dan menghargai hak asasi manusia (HAM) memiliki kesamaan nilai dengan negara-negara Pasifik sebagai sesama negara kepulauan, yang dikelilingi perairan dan lautan.
Hal itu disampaikan Puan pada pembukaan Sidang Indonesia-Pacific Parliamentary Partnership (IPPP), di Jakarta, Kamis (25/7/2024).
“Negara kita menjunjung nilai demokrasi, menghargai hak asasi manusia, dan menjalankan good governance,” kata Puan di Jakarta, Kamis (25/7/2024).
Puan mengatakan, sebagai negara kepulauan, Indonesia dan negara-negara Pasifik menghadapi tantangan yang sama. Misalnya, ancaman perubahan iklim, bencana, dan tantangan dalam pengelolaan laut serta perairan.
Ketua DPR RI perempuan pertama itu mengatakan, kesamaan itu dapat menjadi modal untuk pengembangan hubungan lebih baik di masa mendatang dengan fokus bekerja sama pada isu-isu yang menjadi kepentingan bersama.
“Dalam hal ini, fondasi dari kokohnya hubungan Indonesia dan negara-negara Pasifik adalah hubungan yang berdasar prinsip kesetaraan, saling menghargai kedaulatan dan kesatuan teritori, serta hidup berdampingan secara damai,” kata dia.
Ketua DPP PDI Perjuangan itu menegaskan, semua negara yang terlibat dalam IPPP memiliki tempat yang sama dan dapat berdiri sama tinggi, serta sama-sama mematuhi hukum internasional dan piagam PBB.
“Sebagai satu keluarga besar di Pasifik, kita harus bekerja sama dalam membangun saling kepercayaan, dan saling pengertian demi menciptakan perdamaian, dan stabilitas di kawasan,” papar dia.
Hal tersebut dinilai perlu dilakukan di tengah meningkatnya persaingan antara kekuatan-kekuatan besar di kawasan. Anggota IPPP, lanjutnya, harus berhati-hati agar kawasan Pasifik tidak menjadi arena persaingan negara-negara besar dan agar tidak terjebak dalam persaingan.
Puan secara khusus menggarisbawahi tentang pertemuan kedua IPPP yang berlangsung di tengah berbagai tantangan yang dihadapi kawasan Pasifik. Puan merinci tantangan itu, seperti ketegangan geopolitik, ancaman konflik, polarisasi, lambatnya pertumbuhan ekonomi global, dan dampak pemanasan global.
“Sebagai sesama negara di kawasan, Indonesia memahami adanya sense of urgency untuk mengatasi berbagai permasalahan tersebut. Kunci untuk menghadapi tantangan itu adalah ‘kerja sama dan aksi bersama secara terkoordinasi’ di antara kita semua melalui diplomasi,” ujar Puan.