Pemerintah Tetapkan 2 KEK Baru di Sektor Pendidikan dan Kesehatan

October 10, 2024

BRIEF.ID – Pemerintah menetapkan 2 KEK (kawasan ekonomi khusus) baru di sektor pendidikan dan kesehatan, yang berdampak menciptakan lapangan kerja dan menarik investasi.

Sekretaris Jenderal (Sekjen) Dewan Nasional KEK, Rizal Edwin Manansang, mengatakan kedua KEK tersebut adalah, KEK Edukasi, Teknologi, dan Kesehatan Internasional Banten, serta KEK Pariwisata Kesehatan Internasional Batam.

“Kedua KEK tersebut ditetapkan lewat Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2024 serta Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2024 pada 7 Oktober 2024,” kata Edwin, di Jakarta, Kamis ni (10/10/2024).

Menurut dia, setiap KEK memiliki fokus pengembangan yang spesifik dan diharapkan dapat memberikan dampak signifikan terhadap perekonomian, menciptakan lapangan kerja, serta menarik investasi. Hal ini sesuai dengan upaya pemerintah dalam meningkatkan daya saing ekonomi nasional melalui pengembangan sektor-sektor strategis.

Edwin mengungkapkan, KEK Edukasi, Teknologi, dan Kesehatan Internasional Banten di Kabupaten Tangerang bergerak di bidang pendidikan dan pelayanan kesehatan internasional dengan pengembangan teknologi digital.

KEK ini diusulkan oleh PT Surya Inter Wisesa (SIW), anak perusahaan PT Bumi Serpong Damai (BSD). Kawasan dengan area sebesar 59,68 hektare (ha) ini berlokasi di Kabupaten Tangerang.

“KEK ini memiliki target realisasi investasi sebesar Rp18,8 triliun, dandiharapkan dapat menyerap tenaga kerja hingga 13.446 orang,” ungkap Edwin.

Dia menjelaskan, KEK ini akan menjadi pusat pendidikan internasional dengan beroperasinya Monash University sebagai salah satu universitas terbaik ke-37 di dunia, bidang riset, ekonomi digital, diikuti dengan pengembangan teknologi dengan target 100 perusahaan rintisan (startup), bidang kesehatan dengan pelayanan yang terintegrasi, serta industri kreatif.

Penetapan KEK Edukasi, Teknologi, dan Kesehatan Internasional Banten bertujuan mempercepat penciptaan lapangan kerja serta mendorong pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten.

Selain berkontribusi pada pembangunan ekonomi lokal, KEK ini juga dirancang untuk mendukung percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi nasional.

Untuk sektor kesehatan, PT Surya Inter Wisesa sebagai pengusul, akan membawa jaringan praktisi kesehatan internasional yang berfokus pada estetika medis.

Sedangkan untuk sektor teknologi, kawasan ini akan menjadi pusat digital (digital hub) dan inkubator bagi perusahaan startup.

“Kehadiran perguruan tinggi luar negeri di kawasan ini juga akan memperkaya ekosistem pendidikan, menjadikan KEK ini sebagai pusat inovasi, teknologi, dan pendidikan berstandar internasional,” tutur Edwin.

Selanjutnya, KEK Pariwisata Kesehatan Internasional Batam, yang diinisiasi oleh PT Karunia Praja Pesona menargetkan realisasi investasi hingga Rp6,91 triliun dengan potensi penyerapan tenaga kerja sebanyak 105.406 orang.

Apollo Hospital India selaku investor utama berkomitmen untuk menyelesaikan pembangunan layanan kesehatan berstandar internasional dan peningkatan medical-tourism, yang ditargetkan akan rampung dan beroperasi pada 2026.

“Dengan dibentuknya KEK Pariwisata Kesehatan Internasional Batam, diharapkan akan terjadi penghematan devisa hingga Rp500 miliar,” ujar Edwin.

KEK Pariwisata Kesehatan Internasional Batam diharapkan mampu menghadirkan layanan kesehatan berstandar internasional dengan menggandeng Apollo Hospitals, penyedia layanan kesehatan swasta terbesar di India.

Apollo dikenal karena kemampuannya menyediakan perawatan berkualitas internasional dengan biaya yang kompetitif. Dengan spesialisasi dalam berbagai layanan kesehatan seperti onkologi, kardiologi, neurologi, serta perawatan bedah berbasis robotik, kehadiran Apollo di Batam akan membuka peluang bagi KEK untuk menawarkan perawatan kelas dunia.

“Ini akan memperkuat posisi Batam sebagai destinasi pariwisata kesehatan regional yang kompetitif, sekaligus mengurangi pengeluaran devisa melalui peningkatan layanan medis dalam negeri, sehingga masyarakat Indonesia tidak perlu lagi mencari perawatan ke luar negeri,” kata Edwin.

Dia menambahkan, dengan adanya KEK Edukasi, Teknologi, dan Kesehatan Internasional Banten dan KEK Pariwisata Kesehatan Internasional Batam, Indonesia semakin memperkuat posisinya sebagai negara yang berdaya saing tinggi di sektor pendidikan, kesehatan, dan pariwisata medis.

“Kami berharap kedua KEK ini akan memberikan dampak positif yang luas, baik dari segi ekonomi, sosial, maupun pengembangan sumber daya manusia,” ungkap Edwin.

Sebagai informasi, Indonesia sampai saat ini memiliki 22 KEK, yang terdiri dari 12 KEK industri yaitu Gresik, Kendal, Sei Mangkei, Arun Lhokseumawe, Galang Batang, Morotai, Palu, Sorong, MBTK, Bitung, Tanjung Sauh, dan Setangga.

Tujuh KEK pariwisata yaitu Mandalika, Lido, Tanjung Lesung, Kura Kura Bali, Tanjung Kelayang, Likupang, dan Sanur (Pariwisata-Kesehatan), dua KEK digital yaitu Nongsa dan Singhasari, serta satu KEK jasa lainnya (KEK MRO), yaitu Batam Aero Technic (BAT).

Dengan bertambahnya dua KEK baru, total KEK yang telah ditetapkan oleh Presiden menjadi 24 KEK, sedangkan 8 KEK lainnya masih dalam proses penetapan.

Secara kumulatif 22 KEK telah mencatatkan investasi senilai Rp205,2 triliun. Sementara itu, penyerapan tenaga kerja di seluruh KEK mencapai 132.227 orang, dari total 368 jumlah pelaku usaha yang aktif di KEK.

No Comments

    Leave a Reply