BRIEF.ID – Perbedaan pendapat di kalangan pejabat Bank Sentral Amerika Serikat (AS), The Fed terus meruncing. Paling tidak, ada dua pejabat The Fed telah menyatakan penolakan terhadap pemangkasan suku bunga berikutnya, pada pertemuan bank sentral 9-10 Desember 2025.
Penolakan ini disebut-sebut semakin semakin memperkeruh prospek langkah The Fed selanjutnya.
Pernyataan Susan Collins, presiden Federal Reserve Bank of Boston dan Raphael Bostic, presiden Fed Atlanta menunjukkan bahwa komite penetapan suku bunga bank sentral mungkin akan menentang pemangkasan suku bunga ketiga berturut-turut yang diperkirakan akan dilakukan bulan depan.
Para pejabat tersebut menyebutkan beberapa alasan untuk mempertahankan suku bunga, setelah pemangkasan pada bulan September dan Oktober 2025. Mereka berpendapat bahwa inflasi masih tinggi dan kini berada di atas target Fed sebesar 2% selama hampir lima tahun, sementara perekonomian tetap tangguh dan tampaknya tidak membutuhkan pemangkasan suku bunga lebih lanjut.
Pasar tenaga kerja kini sedang terpuruk, dengan perekrutan hampir terhenti, tetapi PHK masih tampak rendah, kata mereka.
Faktor lainnya adalah penutupan pemerintah, yang telah memutus data ekonomi yang diandalkan Fed untuk menilai arah perekonomian. Pada hari Rabu, juru bicara Gedung Putih Karoline Leavitt mengatakan bahwa laporan ketenagakerjaan dan inflasi untuk bulan Oktober kemungkinan besar tidak akan pernah dirilis.
“Merumuskan prospek ekonomi merupakan tantangan — dan keterbatasan data memperparah kesulitan tersebut. Kemungkinan besar akan tepat untuk mempertahankan suku bunga acuan pada level saat ini untuk beberapa waktu … dalam lingkungan yang sangat tidak pasti ini,” ujar Collins dalam pidatonya di Boston
Hal ini berbeda dari pidatonya sebelumnya di bulan Oktober 2025, ketika ia menyatakan dukungan untuk setidaknya satu kali penurunan suku bunga lagi.
Sebelumnya, Bostic mengaku masih khawatir inflasi terlalu tinggi, dan menambahkan bahwa, “Saya … mendukung untuk mempertahankan suku bunga acuan tetap stabil sampai kita melihat bukti yang jelas bahwa inflasi kembali bergerak secara signifikan menuju target 2%.”
Bostic mengatakan akan pensiun ketika masa jabatannya saat ini berakhir pada 28 Februari 2026. (APNews/nov)


