BRIEF.ID – Pasar saham Amerika Serikat (AS) mengalami kejatuhan pada penutupan perdagangan Kamis (13/11/2025). Kondisi ini terjadi setelah harga saham Nvidia dan saham-saham superstar AI lainnya anjlok, akibat tingginya kekhawatiran kalangan investor.
Pelaku bursa Wall Street di New York, juga diliputi tanya apakah pemangkasan suku bunga The Fed akan benar-benar terjadi.
Indeks S&P 500 merosot 1,7% dan semakin menjauh dari level tertinggi sepanjang masa yang dicapai akhir bulan lalu. Indeks ini berada di jalur untuk hari terburuknya dalam sebulan dan terburuk kedua sejak anjlok pada bulan April setelah Presiden AS Donald Trump mengejutkan dunia dengan tarif “Hari Pembebasan.”
Dow Jones Industrial Average turun 748 poin, atau 1,6%, dari rekornya yang ditetapkan sehari sebelumnya, sementara Nasdaq Composite turun 2,4%, pada satu jam tersisa dalam perdagangan, demikian dikutip dari APNews.com, Jumat (14/11/2025).
Nvidia menjadi saham dengan bobot terberat di pasar setelah perusahaan chip itu turun 4,2%. Saham-saham lain yang terhanyut dalam hiruk-pikuk kecerdasan buatan juga mengalami kesulitan, termasuk penurunan sebesar 7,3% untuk Super Micro Computer, Palantir Technologies sebesar 6,7%, dan 5% untuk Broadcom.
Pertanyaan muncul tentang seberapa jauh perusahaan-perusahaan AI terkemuka ini dapat melangkah lebih jauh setelah keuntungan mereka yang sudah spektakuler. Pada awal bulan ini, Palantir mencatat kenaikan yang menakjubkan hampir 174% sepanjang tahun ini, misalnya.
Performa sensasional itu menjadi salah satu alasan utama mengapa pasar AS mencapai rekor meskipun pasar tenaga kerja sedang melambat dan inflasi tinggi. Harga saham AI telah melonjak begitu tinggi sehingga dibandingkan dengan gelembung dot com tahun 2000 yang akhirnya pecah dan menyeret S&P 500 turun hampir setengahnya.
Sementara itu, saham di luar AI juga anjlok di Wall Street karena para pedagang khawatir Federal Reserve mungkin tidak akan memangkas suku bunga lagi pada bulan Desember, seperti yang mereka asumsikan.
Investor di Wall Street mendambakan pemangkasan suku bunga untuk mendorong perekonomian dan harga investasi, meskipun juga dapat memperburuk inflasi. Penghentian pemangkasan suku bunga dapat melemahkan harga saham AS setelah mencapai rekor, sebagian karena ekspektasi akan pemangkasan lebih lanjut. (nov)


