Krisis Timur Tengah, Uni Eropa Kecam Keputusan AS Tambah Waktu Sebulan Kepada Israel

October 18, 2024

BRIEF.ID – Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa, Josep Borrell Fontelles, mengecam keputusan pemerintah Amerika Serikat (AS) yang memberi waktu tambahan selama sebulan kepada Israel untuk angkat kaki karena “terlalu banyak orang” terbunuh di Jalur Gaza.

Ia merujuk kecaman itu pada peringatan AS terhadap Israel untuk memperbaiki kondisi kemanusiaan di daerah pendudukan di Jalur Gaza.

“Mereka memberi penundaan satu bulan di mana terlalu banyak orang akan terbunuh, kata Borrell kepada wartawan di sela-sela rapat Dewan Uni Eropa di Brussel, Belgia.

Melalui surat, Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin dan Menlu AS Antony Blinken memperingatkan Israel untuk memperbaiki situasi kemanusiaan di Gaza dalam sebulan ke depan, atau akan dijatuhi embargo senjata oleh AS.

Dikutip dari Antara, Jumat (18/10/2024), Borrell  mengatakan bahwa Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sedang “diserang dari semua sisi oleh pemerintah Israel”. Ia berharap Dewan Uni Eropa akan mengecam keras serangan pasukan Israel terhadap UNIFIL.

Israel telah melukai sejumlah anggota UNIFIL (Pasukan Sementara PBB di Lebanon) dalam beberapa serangan terbaru, sehingga dikritik masyarakat internasional karena serangan terhadap pasukan penjaga perdamaian dianggap melanggar hukum internasional.

Borrell menambahkan bahwa PBB sedang diserang di berbagai lini oleh pemerintah Israel. Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres dianggap anti-Yahudi.

Selain itu, UNRWA dituduh sebagai organisasi teroris dan dilarang beroperasi di wilayah Israel, dan seluruh sistem PBB sedang diserang.

Borrell sebelumnya juga mengkritik permintaan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu kepada Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres untuk menarik pasukan UNIFIL.

UNIFIL dibentuk pada Maret 1978 untuk memastikan penarikan Israel dari Lebanon, dan membantu pemerintah Lebanon memulihkan otoritas di wilayah tersebut.

Mandat misi PBB itu telah diperluas selama bertahun-tahun, terutama setelah perang Israel-Hezbollah pada 2006, untuk memantau gencatan senjata dan memfasilitasi bantuan kemanusiaan.

Mandat UNIFIL terakhir kali diperbarui dengan suara bulat dari para anggota Dewan Keamanan PBB pada Agustus.

UNRWA mengalami hambatan dalam menjalankan tugasnya sejak Januari 2024, ketika Israel menuduh 12 dari ribuan karyawannya di Gaza terlibat dalam serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 terhadap Israel.

Di tengah penyelidikan terhadap tuduhan tersebut, sedikitnya 16 negara, termasuk AS, menghentikan atau menangguhkan pendanaan UNRWA.

Penangguhan itu menyebabkan upaya UNRWA membantu penduduk Gaza yang mengalami potensi kelaparan terganggu.

Namun, sebagian besar donor utama melanjutkan bantuan setelah tinjauan independen yang dilakukan terhadap UNRWA mendapati Israel tidak memberikan bukti yang mendukung tuduhan tersebut.

UNRWA didirikan Majelis Umum PBB lebih dari 70 tahun yang lalu untuk membantu warga Palestina yang dipaksa meninggalkan tanah mereka.

No Comments

    Leave a Reply