BRIEF.ID – Politisi PDI Perjuangan Aria Bima mengatakan, kesejahteraan rakyat menjadi kunci utama pasangan Ganjar Pranowo – Mahfud MD untuk mempercepat Sat Set menciptakan pertumbuhan ekonomi 8%, pada periode 2024-2029.
Calon Presiden (Capres) Ganjar Pranowo dan Calon Wakil Presiden (Cawapres) Mahfud MD diyakini sebagai representasi kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) 3.0. Pasangan ini juga yang akan melanjutkan tongkat estafet 10 tahun kepemimpinan Presiden Jokowi.
Keberhasilan Presiden Jokowi 1.0 (periode pertama) dan Jokowi 1.2 (periode kedua) akan dilanjutkan pasangan Ganjar-Mahfud untuk mengantar ekonomi Indonesia berada di posisi empat besar dunia.
“Target pasangan Ganjar-Mahfud adalah pertumbuhan ekonomi 8%. Indonesia, yang termasuk kategori negara berpenghasilan menengah akan menjadi negara maju berpenghasilan tinggi, atau bahasa Pak Jokowi yang sering disampaikan kepada Pak Ganjar adalah dari middle income trap menjadi negara maju,” kata Aria.
Disebutkan, visi pemerintahan Presiden Jokowi adalah meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional dari 5% pada tahun 2014 menjadi 7% di tahun 2019. Saat itu, fokusnya adalah meningkatkan daya saing sumber daya laut, pertanian, perkebunan, mineral, dan pariwisata. Namun, upaya itu terhadang ganasnya pandemi Covid-19, yang melumpuhkan berbagai aktivitas masyarakat, khususnya roda bisnis sehingga pertumbuhan ekonomi Indonesia terkoreksi menjadi 5%.
Seiring berakhirnya masa pandemi, kata Aria, target yang dibidik Ganjar-Mahfud tidak muluk-muluk mengingat fondasi ekonomi yang sudah dibangun pemerintahan Presiden Jokowi cukup kuat dan kokoh.
Namun, Aria mengingatkan, keadilan sosial menjadi kunci utama bagi Ganjar-Mahfud Sat Set menciptakan pertumbuhan ekonomi 8% selama periode 2024-2029.
Ia menjelaskan, era kepemimpinan Presiden Joko Widodo, pada 2014-2019 bersama partai pengusung, ngebut membangun berbagai proyek infrastruktur di berbagai daerah untuk menciptakan pemerataan pembangunan.
“Pembangunan infrastruktur terjadi secara masif. Kita juga empowering sumber daya laut, pertanian perkebunan, mineral, dan pariwisata. Syukurlah, kesejahteraan diperkuat agar daya beli rakyat, yang terdampak pandemi Covid-19 dapat meningkat, sehingga pertumbuhan tetap berada pada posisi 5%,” ujarnya.
Dua Macam Kesejahteraan
Pada kesempatan itu, Aria mengungkapkan tentang dua kategori kesejahteraan, yaitu meningkatkan kesehjateraan dan pendapatan rakyat.
Ia mengatakan, kondisi rakyat harus diberdayakan secara baik. Kalau belum terberdayakan, itu artinya masih majunya gigi satu.
“Ini berarti pengeluaran rakyat harus kita turunkan,” tuturnya.
Merujuk pada UU 1945, Pasal 33 – 34 terkait hak rakyat dan kewajiban negara, Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud memahami bahwa penyaluran bansos menjadi sangat krusial untuk membantu rakyat yang kurang beruntung.
Kedua, UUD 1945 mewajibkan negara harus hadir membantu rakyat yang termasuk kategori fakir miskin dan anak terlantar.
“Jadi bansos adalah sesuatu yang tidak akan dihentikan. Bansos adalah salah satu solusi untuk membantu rakyat, terutama dengan adanya keberadaan KTP Sakti,” kata Aria.
Sementara itu, Direktur Riset Center of Reform on Economics (Core) Piter Abdullah, berpendapat bahwa jika bansos dikelola dengan baik, akan menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi yang cukup efektif.
Piter mengatakan, bansos akan mendorong konsumsi sehingga akan merangsang tumbuhnya investasi dan menciptakan industri, khususnya UMKM.
“Dari perspektif ekonomi kita juga perlu memahami bahwa bila bantuan sosial itu dikelola dengan baik, maka tidak hanya mereka yang perlu dibantu akan terbantu, juga pemanfaatan bantuan juga akan ikut mendorong pertumbuhan ekonomi. Karena kita kan didukung oleh konsumsi, didukung investasi, didukung laju gerak industri”, pungkas Piter.
No Comments