BRIEF.ID – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengenakan baju adat Kesultanan Deli, Sumatera Utara, saat memimpin Hari Lahir (Harlah) Pancasila di Lapangan Monumen Nasional (Monas), pada Kamis (1/6/2023). Sebagai komandan upacara adalah Dirlantas Polda DIY Kombes Pol Alfian Nurrizal dan perwira upacara Komando Garnisun Tetap I/Jakarta, Brigjen TNI Arkamelvi Karmani.
Pembacaan Pancasila dilakukan Ketua MPR RI Bambang Soesatyo dan Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Ketua DPR RI Puan Maharani.
Pakaian adat Kesultanan Deli menggambarkan kekayaan dan kebangsawanan yang khas dari budaya Melayu di Sumatera Utara.
Pria Kesultanan Deli mengenakan baju Melayu yang terdiri atas baju panjang berlengan pendek dengan kancing di depan. Baju ini biasanya terbuat dari kain sutera atau kain songket dengan motif yang indah. Baju Melayu dilengkapi dengan sarung dan ikat pinggang emas.
Songket merupakan kain tenun tradisional yang digunakan sebagai selendang atau kain panjang. Songket Kesultanan Deli terkenal karena menggunakan benang emas atau perak dalam proses pembuatannya. Motif songket biasanya terinspirasi oleh alam, flora, fauna, atau motif geometris.
Pria Kesultanan Deli biasanya memakai tanjak atau tengkolok, yaitu hiasan kepala berbentuk ikat kepala yang terbuat dari kain songket. Wanita menggunakan sanggul yang dihiasi dengan hiasan kepala seperti mahkota atau bunga.
Anggota Kesultanan Deli biasanya mengenakan perhiasan emas atau perak sebagai tanda kekayaan dan status. Perhiasan tersebut meliputi cincin, gelang, kalung, dan anting-anting yang dirancang dengan detail dan ukiran yang indah.
Kesultanan Deli pernah berdiri di wilayah Sumatera Utara. Kesultanan ini didirikan oleh Sultan Makhdum Shah pada tahun 1632 dan berpusat di kota Deli, yang sekarang dikenal sebagai Kota Medan.
Kesultanan Deli merupakan salah satu kesultanan Melayu yang terkenal di Nusantara yang mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Sultan Deli keempat, yaitu Sultan Ma’mun Al Rasyid Perkasa Alam.
Kesultanan ini juga memiliki hubungan dengan Belanda pada masa penjajahan, di mana pada tahun 1865 Sultan Deli menandatangani perjanjian dengan Belanda yang memberikan pengakuan atas kedaulatan Kesultanan Deli.
Setelah kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945, Kesultanan Deli kehilangan statusnya sebagai pemerintahan yang berdaulat. Namun, sultan-sultan Deli tetap dihormati sebagai tokoh adat dan turut berperan dalam menjaga tradisi dan budaya Melayu di wilayah tersebut.
Saat ini, sultan Kesultanan Deli adalah Sultan Mahmud Al-Muktafi Billah Shah, yang diangkat pada tahun 2005. Meskipun peran politik kesultanan telah berkurang, namun kesultanan ini masih memiliki pengaruh budaya dan sosial yang signifikan di wilayah Sumatera Utara.
No Comments