BRIEF.ID – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengapresiasi keseriusan PT Timah Tbk membangun fasilitas peleburan (smelter) untuk merealisasikan hilirisasi industri penambangan timah di Indonesia. Proyek yang diperkirakan menyerap investasi US$80 juta, berkapasitas produksi sebesar 40.000 ton crude tin per tahun.
“Hari ini, saya melihat smelter baru yang dimiliki PT Timah. Ini menunjukkan keseriusan kita dalam rangka hirilisasi timah. Nikel sudah, timah, dan bauksit. Ini semuanya akan saya ikuti,” kata Presiden Jokowi saat meninjau pembangunan Top Submerged Lance (TSL) Ausmelt PT Timah Tbk di Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel), Kamis (20/10/2022).
Presiden Jokowi juga menyambut gembira bahwa proyek pembangunan smelter yang akan selesai pada November mendatang sehingga diharapkan pergerakan hilirisasi timah akan segera mengikuti seperti yang telah dilakukan untuk komoditas tambang nikel.
“Tetapi kita belum berhitung kapan akan kita stop untuk ekspor bahan mentah timah. Perlu kita hitung sehingga nanti semuanya akan berjalan dengan baik, tidak ada yang dirugikan,” jelas Presiden Jokowi.
Presiden Jokowi juga menyatakan bahwa hilirisasi bahan tambang itu memang harus dihentikan dan akan dialihkan ke industrial downstreaming.
“Semuanya masuk ke hilirisasi ya, karena nilai tambahnya ada di situ, added value-nya ada di situ,” ujar Presiden Jokowi.
PT Timah Tbk akan merampungkan peleburan (smelter) barunya. Bulan November 2022 selesai dan tahun depan sudah beroperasi.
Saat ini, progresnya sudah mencapai 97% dan perkiraan November 2022 sudah rampung.
Diharapkan adanya smelter mampu mengolah atau meleburkan konsentrat biji timah dengan kadar 40% (low grade). Proses peleburan yang lebih cepat dari smelter baru ini memperlihatkan efisiensi 25%-34% dibandingkan smelter eksisting.
No Comments