BRIEF.ID – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan bergerak pada rentang resistance 7.750, pivot 7.650, dan support 7.600, pada perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (30/9/2024).
Saham-saham yang dapat diperhatikan terdiri atas JSMR, ABMM, ERAA, TKIM, MAPA, dan MIDI.
Pergerakan IHSG yang mencoba uji support di level 7.650, terdeteksi seiring adanya potensi rotasi investor asing ke Asia Timur dan indeks-indeks Wall Street ditutup beragam pada perdagangan, Jumat (27/9/2024). Meski demikian, Dow Jones naik 0,33% dan berhasil membukukan level tertinggi baru.
Di sisi lain, IHSG ditutup melemah di level 7.696 atau turun 0.615% pada penutupan perdagangan, Jumat (27/9/2024).
“Secara teknikal, IHSG breaklow dari MA20 dan terdapat pelebaran negative slope pada MACD. Dengan demikian, kami memperkirakan IHSG akan uji support di rentang 7.600 – 7.640, pada Senin (30/9/2024),” demikian hasil riset Phintraco Sekuritas, yang diterima Brief.id, Senin (30/9/2024).
Di awal pekan depan, pasar akan menanti sejumlah rilis data sektor manufaktur September 2024 di Eropa dan AS. Data manufaktur Euro Area diperkirakan masih dalam zona kontraksi yang diperkirakan sebesar 44,8 pada September 2024.
Sama halnya dengan Eropa, data manufaktur di AS juga diperkirakan masih dalam zona konstraksi dengan sedikit perbaikan yang diperkirakan sebesar 48.3 pada September 2024. Selain rilis data manufaktur, pasar menanti pidato petinggi the Fed, Jerome Powell, pada Selasa (1/10/2024).
Sama halnya dengan Eropa dan AS, di Tiongkok juga terdapat rilis data manufaktur baik dari NBS dan Caixin yang masing-masing memperkirakan kondisi manukaftur Tiongkok berada dalam kondisi stagnan. NBS memperkirakan kondisi manufaktur Tiongkok, pada September 2024 masih berada dalam zona kontraksi yakni di level 49, sedangkan Caixin memperkirakan kondisi manufaktur Tiongkok berada di zona ekspansi dengan ekspektasi perlambatan di level 50,1. Kondisi manufaktur Indonesia juga diperkirakan dalam zona kontraksi dengan sedikit peningkatan menjadi 49,5 pada September 2024.
Selain rilis data S&P Global Manufacturing, di hari yang sama pada Selasa (1/10/2024) terdapat rilis data inflasi Indonesia yang diperkirakan akan meningkat menjadi 2,3% YoY atau naik 0,2% MoM.
Sementara itu, Core Inflation diperkirakan meningkat menjadi 2.6% YoY pada September 2024 dari yang sebelumnya sebesar 2,02% YoY. Peningkatan inflasi secara bulanan diharapkan mengakhiri era deflasi Indonesia selama empat bulan berturut-turut.
No Comments