BRIEF.ID – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) anjlok dipicu tekanan jual terhadap saham-saham Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di berbagai sektor.
Pada awal perdagangan hari ini, Kamis (5/12/2024), IHSG dibuka turun 0,01% atau 0,74 poin ke level 7.326. Sedangkan kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45, yang terpantau turun 0,03% atau 0,30 poin ke posisi 883,29.
Hingga pukul 10:00 waktu JATS, IHSG terpantau masih berada di zona merah dan berada di level 7.312, meskipun sempat berbalik arah ke zona hijau dan menyentuh level tertinggi di 7.338.
Data perdagangan BEI menunjukkan sebanyak 245 saham naik harga, 245 saham tyrun harga, dan 255 saham tidak mengalami perubahan harga atau stagnan.
Volume saham yang ditransaksikan mencapai 5,656 miliar lembar, dengan frekuensi sebanyak 487.617 kali, dan nilai transaksi sebesar Rp3,727 triliun.
Pelemahan IHSG dipicu aksi profit taking yang dilancarkan investor dengan melepas saham-saham BUMN di hampir seluruh sektor, khususnya perbankan, Konstruksi, dan pertambangan.
Saham 3 bank pemerintah, yakni PT Bank Mandiri Tbk (BMTI), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) tertekan di zona merah.
BMRI terpantau turun hingga 2,35% atau Rp125 menjadi Rp6.225 per saham, disusul BBNI yang turun 2,22% atau Rp110 menjadi Rp4.840 per saham, dan BBRI turun 1,61% atau Rp70 menjadi Rp4.280 per saham.
Hal yang sama juga terjadi pada saham-saham perusahaan konstruksi BUMN, antara lain PT Semen Indonesia (persero) Tbk yang turun 0,87% atau Rp30 menjadi Rp27.575 per saham, dan PT Adhi Karya (persero) Tbk yang terkoreksi 2,33% atau Rp6 menjadi RTp252 per saham.
Di sektor pertambangan, saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) turun 0,63% atau Rp10 menjadi Rp1.585. Begitu juga dengan saham telekomunikasi, di mana PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) turun sebesar 2,46% atau Rp70 menjadi Rp2.770 per saham.