BRIEF.ID – Indeks di Wall Street ditutup melemah pada perdagangan Kamis (16/10/2025). Faktor negatif berasal dari government shutdown yang masih berlangsung, perang dagang AS-Tiongkok, serta kekhawatiran pada kredit macet di perbankan.
Indeks Dow Jones Industrial Average turun 301,07 poin atau 0,7% ke level 45.952,24, setelah sempat naik 170 poin. Sementara itu, S&P500 melemah 0,6% menjadi 6.629,07, dan Nasdaq Composite turun 0,5% ke 22.562,54.
Pemungutan suara di Senat untuk memperpanjang pendanaan pemerintah dan mengakhiri penutupan pemerintah gagal, pada Rabu (15/10/2025). Hal ini memicu kekhawatiran bahwa penutupan yang merugikan perekonomian ini kemungkinan akan berlarut-larut.
Tiongkok menuduh Amerika Serikat (AS) telah menciptakan kepanikan atas kontrol Tiongkok terhadap mineral tanah jarang, tetapi mengindikasikan bahwa terbuka untuk perundingan perdagangan.
Indeks di bursa Eropa ditutup menguat. Data produk domestik bruto (PDB) Inggris pada Agustus 2025 tercatat sebesar 0,1% MoM dari -0,1% MoM di Juli 2025. Pertumbuhan PDB Inggris dalam tiga bulan hingga Agustus 2025 naik menjadi 0,3% dari 0,2% di tiga bulan hingga Mei 2025.
Investor akan mencermati pertemuan Bank of England (ECB) berikutnya, yang akan digelar 6 November 2025, apakah ECB akan menurunkan suku bunga lebih lanjut guna mendorong pertumbuhan ekonomi di tengah inflasi yang stagnan.
Sementara itu, Presiden AS Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin mengadakan panggilan telepon, pada Kamis (16/10/2025) untuk membuka jalan bagi dimulainya kembali perundingan AS-Rusia guna mengakhiri perang di Ukraina.
Harga US 10-year Bond Yield turun 7 bps di level 3,976%, setelah survei kondisi ekonomi di Philadelphia lebih buruk dari perkiraan. Harga emas spot menguat 1,5% ke level US$ 4,271/troy oz, pada penutupan perdagangan Kamis (16/10/2025).
Harga batu bara naik menjadi US$ 105,85 per ton pada 15 Oktober 2025, naik 1,97% dari hari sebelumnya. (nov)