BRIEF.ID – Ketua Umum Purnomo Yusgiantoro Center (PYC) Filda Yusgiantoro PhD mengungkapkan, banyak perempuan pekerja di Indonesia yang terkendala mengakses pelayanan kesehatan.
Padahal, kesehatan yang baik merupakan hak dasar setiap pekerja. Namun, banyak perempuan tidak dapat memprioritaskan kesehatannya karena tuntutan kerja, minimnya dukungan kebijakan di tempat kerja, dan ketidaksesuaian waktu layanan medis.
“Kita menyadari, masih banyak perempuan, terutama perempuan pekerja yang menghadapi kendala dalam mengakses pelayanan kesehatan, informasi edukatif, maupun dukungan sosial,” kata Filda saat membuka acara Bakti Sosial (Baksos) PYC-YKPI di Gedung PYC, Jakarta, Kamis (24/4/2025).
Baksos bertema “Dari Perempuan untuk Perempuan: Bersama Wujudkan Kesehatan Perempuan” diselenggarakan dalam rangka memperingati Hari Kartini 2025.
Hadir pada kesempatan itu, Dewan Pembina PYC Ibu Lis Purnomo Yusgiantoro, Wakil Ketua YKPI Ibu Titien Pamudji, dokter Ryan Fabian SpB.sub Sp Onk(K), dan dokter Hardina Sabrida, MARS.
Filda mengatakan, berdasarkan data Kementerian Kesehatan dan sumber terbaru dari World Health Organization (WHO), pada tahun 2022 Indonesia tercatat memiliki 66.271 kasus baru kanker payudara, yang merupakan 6,7% dari total kasus kanker payudara di Asia.
Selain itu, lebih dari 22.000 perempuan meninggal dunia akibat penyakit ini setiap tahunnya.
“Lebih mengkhawatirkan lagi, sekitar 70% pasien didiagnosis pada stadium lanjut, yang menunjukkan pentingnya deteksi dini dalam upaya pencegahan dan penanganannya,” jelas Filda.
Secara global, lanjut Filda, kanker payudara juga merupakan penyebab kematian tertinggi kedua akibat kanker. Berdasarkan data WHO, pada tahun 2022 lebih dari 670.000 perempuan meninggal di seluruh dunia akibat kanker payudara.
World Cancer Research Fund (WCRF) mencatat bahwa pada tahun yang sama, terdapat lebih dari 2.296.840 kasus baru kanker payudara di seluruh dunia.
“Kanker payudara dapat dicegah dengan deteksi dini, salah satunya melalui metode SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri), yang penting untuk meningkatkan kesadaran dan pengawasan diri terhadap kesehatan payudara,” kata Filda. (nov)