Erick Thohir Ungkap Ada 7 BUMN yang Masih Rugi, Apa Saja?

BRIEF.ID – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, menyampaikan ada 7 dari 47 perusahaan pelat merah yang masih rugi atau memiliki laporan keuangan negatif.

“Beberapa perusahaan BUMN yang cashflow-nya negatif, dari 47 BUMN, sekarang 40 sehat. Ada tujuh yang memang kita harus kerja keras untuk beberapa tahun ke depan,” kata Erick di Jakarta, Senin (4/11/2024).

Adapun ketujuh BUMN yang merugi adalah PT Krakatau Steel (Persero), PT Bio Farma (Persero), PT Wijaya Karya (Persero), PT Waskita Karya (Persero), PT Asuransi Jiwasraya (Persero), Perumnas dan Perum Percetakan Negara Republik Indonesia (PNRI).

Menurut Erick, Krakatau Steel sebenarnya sudah melakukan restrukturisasi pada 2019. Namun demikian, Perseroan tersebut sempat mengalami kebakaran, sehingga mempengaruhi operasional secara menyeluruh.

Sedangkan untuk Bio Farma, kendala yang dihadapi adalah lantaran korporasi itu mendapat penugasan untuk pengadaan vaksin COVID-19, serta adanya masalah fraud yang dihadapi oleh anak usahanya, PT Indo Farma Tbk.

Lalu ada juga beberapa penyelesaian Indo Farma, di mana harus dicari partner, serta suplay bahan baku untuk diproses di Indo Farma.

“Indo Farma termasuk kita perbaiki, terlepas isu-isunya, termasuk kita selesaikan kepegawaiannya, tetapi kita mesti scale up sedikit supaya jadi supply chain itu,” ujar Erick.

Selanjutnya, Wijaya Karya (Wika) telah melakukan restrukturisasi, termasuk pada Wika Realty. Sedangkan Waskita Karya telah terjadi penandatanganan restrukturisasi senilai Rp26 triliun dengan 21 kreditur.

“Wika dan Waskita ini sedang menunggu surat persetujuan dari Menteri PU, bagaimana bisa konsolidasi dari 7 karya jadi 3, sehingga bisa lebih sehat lagi kondisi karya-karya ini,” ungkap Erick.

Sementara untuk Jiwasraya, Erick menyebut bahwa progresnya semakin baik dan menunggu likuidasi. Sedangkan untuk Perumnas, Kementerian BUMN akan mengubah model bisnisnya, dari berfokus pada rumah tapak atau landed house menjadi hunian tingkat seperti rumah susun maupun apartemen.

“Terakhir, PNRI ini percetakan, sekarang dengan terbukanya market ini mulai kalah bersaing, ini salah satu yg akan kita restrukturisasi seperti apa mengenai PNRI,” ujar Erick.

Dia menambahkan, Kementerian BUMN masih akan melanjutkan rencana mengurangi jumlah perusahaan dari 47 menjadi 30 dan hanya terdapat 11 klaster.

Share post:

Subscribe

spot_imgspot_img

Popular

More like this
Related

IHSG Tembus Level 8.350, Waspadai Profit Taking di Akhir Pekan

BRIEF.ID - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa...

Rupiah Hari Ini Melemah Saat Dolar AS Bangkit, Investor Kembali Hindari Aset Berisiko

BRIEF.ID - Nilai tukar (kurs) rupiah melemah saat dolar...

Harga Emas Antam Naik Lagi Jadi Rp2.296.000 per Gram di Akhir Pekan

BRIEF.ID - Harga emas batangan PT Aneka Tambang Tbk...

Jajaran Pemerintahan Wajib Jaga Integritas dan Ciptakan Iklim Investasi Bersih

BRIEF.ID - Presiden Prabowo Subianto menegaskan pentingnya seluruh elemen ...