BRIEF.ID – Indeks di Wall Street, New York, Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Senin (29/9/2025) ditutup menguat disaat investor menunggu dirilisnya data nonfarm payrolls, pada akhir pekan ini dan mengamati implikasi dari penutupan pemerintah federal (government shutdown), pada 1 Oktober 2025.
Data nonfarm payrolls diharapkan dapat memberikan gambaran sekilas tentang kondisi pasar tenaga kerja AS. Kondisi pasar tenaga kerja yang melemah diharapkan akan menjadi pertimbangan bagi The Fed untuk menurunkan suku bunga daripada inflasi yang stagnan.
Laporan Phintraco Sekuritas menyatakan, apabila pasar tenaga kerja kuat, diperkirakan The Fed akan menurunkan suku bunga dengan kecepatan yang lebih terukur.
“Saat ini, pasar memperkirakan pelonggaran moneter The Fed akan mencapai sekitar 40 bps pada akhir tahun 2025, sekitar 25 bps di bawah level yang terlihat awal bulan ini,” demikian laporan Phintraco Sekuritas yang dirilis, Selasa (29/9/2025).
Namun ada kekhawatiran bahwa kemungkinan penutupan pemerintah AS pekan ini dapat menunda publikasi angka lapangan kerja. Para anggota Kongres saat ini menghadapi tenggat waktu yang semakin dekat untuk mengesahkan RUU pendanaan sementara sebelum tahun fiskal berakhir, pada Selasa (30/9/2025).
Indeks di bursa Eropa ditutup menguat mencermati dampak jika terjadi government shutdown di AS.
Harga US 10-year Bond Yield turun 4 bps ke level 4.145%. Harga emas spot naik 1,9% di level US$ 3,829/troy oz, setelah menyentuh level tertinggi baru di US$ 3,833/troy oz, didorong permintaan aset safe haven, potensi berlanjutnya penurunan suku bunga The Fed, kekhawatiran akan government shutdown dan ketegangan geopolitik.
Harga minyak mentah melemah akibat kekhawatiran akan meningkatnya suplay global. (nov)