BRIEF.ID – Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM Laode Sulaeman mengatakan, kolaborasi swasta dan Pertamina, terkait ketersediaan bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi tetap berlangsung pada tahun 2025.
“Sebenarnya garis besarnya ada dua. Pertama, sesuai arahan Menteri ESDM dan DPR RI, kami untuk tahun 2025 tetap melanjutkan kolaborasi antara swasta dan Pertamina,” ujar Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM Laode Sulaeman, di Jakarta, Selasa (7/10).
Selanjutnya, Kementerian ESDM juga akan menghitung kembali pengaturan BBM nonsubsidi, pada tahun depan.
“Tahun 2026, kami akan menghitung kembali pengaturannya seperti apa. Kami sebagai institusi pemerintah juga harus memperhatikan satu neraca komoditas,” jelas Laode.
Dia mengatakan, situasi kelangkaan BBM nonsubsidi di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) swasta akibat peralihan konsumsi masyarakat dari BBM subsidi ke nonsubsidi yang baru terjadi saat ini, sehingga pemerintah mengambil kebijakan-kebijakan kondisional.
“Sekian puluh tahun ada SPBU swasta menjual BBM nonsubsidi, tidak ada masalah. Namun baru ada masalah pada tahun ini dikarenakan peralihan konsumsi masyarakat,” katanya.
Pertamina Patra Niaga menyatakan PT Vivo Energy Indonesia (Vivo) dan PT Aneka Petroindo Raya (APR)-AKR Corporindo Tbk (pengelola SPBU BP) sepakat menindaklanjuti kerja sama impor BBM ke pembicaraan yang lebih teknis. (Ant/nov)