BRIEF.ID – Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) menyatakan satu keluarga tewas tertimbun tanah longsor di Tapanuli Tengah, Sumatra Utara.
Kepala Kantor SAR Nias, Putu Arga Sudjarwadi, mengatakan satu keluarga yang tewas terdiri dari 4 orang, yaitu Dewi Hutabarat (33), Tio Arta Rouli Lumbantobing (7), Ilona (3) dan Vania Aurora Lumbantobing (3).
“Keempat korban meninggal dunia ini adalah satu keluarga, yang ditemukan tewas di dalam rumah mereka, yang tertimpa tanah longsor,” kata Arga, saat dikonfirmasi di Jakarta, Kamis (27/11/2025).
Menurut dia, bencana banjir dan tanah longsor berdampak terhadap ratusan Kartu Keluarga (KK) dari setiap kecamatan di Kabupaten Tapanuli Tengah.
Rinciannya, Kecamatan Pandan ada 150 KK yang menjadi korban, Kecamatan Sarudik ada 338 KK, Barus 65 KK, Kolang 1.261 KK, Tukka 10 KK dan Kecamatan Lumut ada 78 KK yang menjadi korban.
“Ini baru data sementara, kami masih terus melakukan pendataan para korban terdampak,” kata Arga.
Dia menjelaskan, bencana banjir dan tanah longsor terjadi seiring hujan deras yang mengguyur Kota Sibolga dan Kabupaten Tapanuli Tengah dalam beberapa hari terakhir.
Debit air yang terus naik, juga membuat pemerintah memutuskan membuka pintu air Bendungan PLTA Sipan Sipahoras, sehingga memperburuk banjir di Kota Sibolga dan Kabupaten Tapanuli Tengah.
Selain banjir, hujan deras juga engakibatkan tanah longsor di berbagai titik, dan menyebabkan warga terpaksa dievakuasi. “Namun sampai saat ini, belum belum dapat dipastikan jumlah warga yang membutuhkan evakuasi segera,” ungkap Arga.
Dia menyampaikan, Basarnas terus berkoordinasi dengan pemangku kepentingan lainnya untuk melakukan evakuasi warga yang terdampak banjir dan bencana longsor itu.
“Personil Pos SAR Sibolga dan ABK KN SAR Nakula berkoordinasi dengan unsur SAR lainnya untuk evakuasi warga terdampak,” tutur Arga. (ayb)


