BRIEF.ID – Badan Pangan Nasional (Bapanas) menggencarkan intervensi pengendalian kerawanan pangan dalam rangka mendukung pengentasan kemiskinan ekstrem, yang menyasar berbagai daerah berdasarkan Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan Nasional (Food Security and Vulnerability Atlas/FSVA).
Direktur Pengendalian Kerawanan Pangan Bapanas, Sri Nuryanti mengungkapkan, pemberian bantuan pangan bertujuan untuk mengurangi beban pengeluaran pangan masyarakat berpendapatan rendah di daerah rentan rawan pangan dan menguatkan daerah tahan pangan.
“Masyarakat di berbagai daerah, terutama yang relatif sulit terjangkau sangat membutuhkan bantuan seperti ini, kami terus mendorong intervensi pengendalian kerawanan pangan ini sebagai bentuk kehadiran pemerintah dalam upaya meningkatkan kualitas ketahanan pangan,” ujar Sri Nuryanti di Seram Bagian Barat (SBB), Maluku, dikutip dari laman resmi Bapanas, Selasa (16/7/2024).
Sri Nuryanti berada di Seram Bagian Barat dalam rangka menyalurkan secara simbolis bantuan pangan intervensi pengendalian kerawanan pangan kepada 1.824 KK atau sebesar 32% dari total penerima di Provinsi Maluku.
Disebutkan, untuk wilayah indonesia timur dan kepulauan (Papua dan Maluku), dengan medan yang cukup menantang, proses pengiriman paket bantuan pangan diprioritaskan, yang dilanjutkan dengan wilayah indonesia bagian tengah dan kemudian di bagian barat.
“Proses penyaluran bantuan intervensi pengendalian kerawanan pangan ini rampung pada akhir Juli 2024,” kata dia.
Sebelumnya, Deputi Bidang Kerawanan Pangan dan Gizi Bapanas Nyoto Suwignyo mengatakan, intervensi pengendalian pangan ini juga dalam rangka mendukung upaya percepatan pengentasan kemiskinan ekstrem,
“Ini upaya kita bersama untuk mendukung arahan Bapak Presiden Joko Widodo di mana berdasarkan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 4 Tahun 2022 tentang Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem, berbagai upaya dilakukan oleh kementerian/lembaga termasuk Badan Pangan Nasional ini diarahkan untuk mencapai target menghapus kemiskinan ekstrem menjadi 0% pada tahun 2024,” ujar Nyoto saat menyerahkan bantuan intervensi pengendalian kerawanan pangan di Bulukumba, Sulawesi Selatan.
Kerawanan pangan dan kemiskinan memiliki korelasi yang kuat. Hal ini ditegaskan Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi saat me-launching penyaluran intervensi pengendalian kerawanan pangan di Cilacap, Jawa Tengah.
“Dua hal ini berkaitan erat satu sama lain, sehingga upaya dalam pengentasan kemiskinan akan berpengaruh nyata dalam mengurangi masyarakat rawan pangan. Tidak bisa dipungkiri jika tingginya angka kemiskinan merupakan salah satu faktor yang menyebabkan kerawanan pangan di masyarakat sehingga masyarakat miskin sulit menjangkau pangan karena keterbatasan ekonomi.” ujar Arief.
Adapun kegiatan Intervensi Pengendalian Kerawanan Pangan Tahun 2024 dilaksanakan di 8 Provinsi, 20 Kabupaten/Kota, dan 233 Desa dengan sasaran penerima bantuan berasal dari keluarga rentan rawan pangan pada kelompok pengeluaran 10% terbawah berdasarkan data Pensasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem (P3KE).
Sementara itu, pemilihan lokus intervensi didasarkan pada indikator Prevalence of Undernourishment (PoU) dan daerah rentan rawan pangan Prioritas 2-3 pada Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan Nasional Tahun 2023.
No Comments