BRIEF.ID – Calon Presiden (Capres) Nomor Urut 3, Ganjar Pranowo mengajak jajaran konsultan independen, yang tergabung dalam INKINDO (Ikatan Konsutan Indonesia) memperkaya peta arah dan kerangka (roadmap) pembangunan Indonesia untuk mengentaskan negeri ini dari jebakan pendapatan kelas menengah (middle income trap).
Keterlibatan INKINDO sebagai salah satu sektor penting dalam upaya mewujudkan cita-cita itu, sangat diperlukan untuk menciptakan perekonomian yang maju, berdikari, mandiri, dan mampu secara nyata memperluas kesejahteraan rakyat rakyat dari Sabang sampai Merauke.
“Kawan-kawan INKINDO yang bergelut pada dunia usaha, industri, pasti punya data science yang bagus. Please, kalau berkenan, kasih kami masukan. Kalau bapak, ibu berkenan memberikan masukan dalam roadmap, bagaimana ekonomi hijau, ekonomi biru, dan ekonomi kreatif yang menjadi potensi ekonomi baru untuk kita bisa melompat,” kata Ganjar pada Rakorpimnas INKINDO 2023 bertema “Sarasehan Bersama Calon Presiden dan Wakil Presiden RI, Periode 2024-2029” di Jakarta, Kamis (14/12/2023).
Ganjar mengatakan, pertumbuhan ekonomi harus 7% agar Indonesia bisa keluar dari middle income trap dan menjadi negara maju. Saat ini, lanjutnya, kondisi eksternal tidak dalam keadaan baik-baik saja. Ada persoalan konflik antar negara dan bencana alam akibat persoalan lingkungan hidup.
Indonesia juga telah berkomitmen untuk berpartisipasi melakukan transisi energi, yang ramah lingkungan. Dalam upaya mencapai target itu, Ganjar menegaskan Indonesia harus memiliki roadmap yang khas dan tidak mengikuti negara lain.
“Pasalnya, kondisi di Indonesia berbeda dengan di negara lain yang telah menerapkan strategi ini,” kata Gubernur Jawa Tengah dua periode itu.
Mampu Berdikari
Ganjar mengatakan, potensi energi hijau yang dimiliki Indonesia juga sangat besar, yakni mencapai 434 ribu megawatt, yang terdiri atas potensi geothermal 24 ribu megawatt, potensi hydropower sebesar 95 ribu megawatt dari 4.400 sungai yang ada di Indonesia, dan potensi solar panel sebesar 169 ribu megawatt.
Indonesia dengan segala kekayaan sumber daya alam harus mampu berdikari untuk mengelola potensi yang dimiliki, seperti geothermal, angin, ombak laut, dan gas alam, yang bisa menjadi sumber energi alternatif yang tidak dimiliki negara lain.
“Roadmap kita tidak harus mengikuti maunya negara lain. Kita tidak harus sama dengan orang lain. Harus diukur baju sesuai badan sendiri. Begitu fit dengan badan kita, maka kita bisa menggandeng orang lain,” tuturnya.
Ganjar secara khusus mengajak seluruh anggota INKINDO untuk berperan aktif memberikan kajian di sektor energi. Pasalnya, Indonesia membutuhkan roadmap transisi energi yang sangat sesuai dengan kondisi Tanah Air.
“Kapan kita akan melakukan transisi energi? Stepping-nya seperti apa? Pilihan mana yang harus kita lakukan? Apakah akan langsung seperti teknologi-teknologi yang saat ini diimpikan? Ataukah kita akan melompat dengan batu lompatan yang kita miliki? Atau kita masuk ke dalam teknologi baterai? Kita masuk dengan menggunakan seluruh kekuatan apa yang kita miliki, katakan geothermal, angin? Dan kita masih punya gas yang belum dikelola optimal,” ungkapnya.
Ganjar mengatakan INKINDO yang merupakan kumpulan konsultan tentu memiliki data yang dikelola berdasarkan pendekatan ilmiah. Kajian INKINDO dapat dijadikan sebagai rujukan penting dalam mengelola pemerintahan ke depan.
“Bapak, Ibu boleh punya pilihan kepada siapa pun, tapi sebagai capres saya meminta kepada bapak ibu kalau berkenan, sampaikan rekomendasi sektoral dari INKINDO kepada saya. Ini sesuatu yang konkret. Kalau itu terealisasi, izinkan untuk fitting, saling menguji agar sahih. Sehingga dalam merencanakan, peran konsultan itu menjadi penting, bukan asal kita membikin kemudian ditumpuk,” ujarnya.
No Comments