Debat Pilpres 2024, AS Hikam: Ganjar Lebih Bebas Beradu Gagasan

February 4, 2024

BRIEF.ID – Dewan Pakar Politik Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Muhammad AS Hikam, menyatakan debat capres terakhir yang akan berlangsung, Minggu (4/2/2024) akan menjadi debat paling menentukan. Setidaknya untuk masyarakat yang undecided dan swing voters.

“Ini sangat menentukan. Para capres harus bisa full blown. Kalau menggunakan hitungan Kompas, 20% undecided dan swing voters itu banyak. Jadi, masih bisa mendapatkan 10%-15% suara. Kalau teorinya debat hanya mempengaruhi swing voters, tapi kan ini namanya politik, bukan bisnis,” ujar Hikam saat dihubungi, Minggu (4/2/2024).

Namun, dalam politik, menurut Hikam, tidak selalu semudah itu. Masih banyak faktor lain yang dapat mempengaruhi keputusan pemilih, antara lain; gagasan, identitas politik, isu-isu terkini, dan pesan kampanye.

Usai pengunduran Mahfud MD sebagai Menko Polhukam, Hikam meyakini calon presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo akan semakin bebas beradu gagasan.

“Saya tidak akan kaget dalam debat capres terakhir nanti, Pak Ganjar bisa lebih bebas mengutarakan pandangannya karena Pak Mahfud telah melepaskan jabatan strategisnya,” ujar pria yang meraih gelar Phd ilmu politik di University of Hawaii itu.

Pada debat kelima Pilpres 2024 sekaligus debat pamungkas yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU), para capres akan beradu gagasan dengan tema kesejahteraan sosial, pembangunan SDM, dan inklusi. Subtemanya meliputi pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, kebudayaan, teknologi informasi, kesejahteraan sosial, dan inklusi.

Hikam mengungkapkan, kebijakan pro rakyat menjadi ide dasar program sat set Ganjar-Mahfud. Salah satunya KTP Sakti dengan target penduduk ekonomi menengah ke bawah. Keberadaan KTP Sakti dimaksudkan agar masyarakat penerima bantuan pemerintah terdata dengan baik dan mudah mengakses berbagai bantuan pemerintah. Dengan demikian, bantuan sosial dan subsidi negara tepat sasaran.

Terkait kesejahteraan ekonomi sosial, mantan peneliti Litbang Ekonomi dan Pembangungan LIPI itu berpendapat, kebijakan harus menyasar masyarakat yang paling termajinalisasikan. Buruh dan anak sekolah harus ditingkatkan sumber daya manusianya (SDM) melalui pendidikan dan asupan gizi sehingga kualitas dan kecerdasan semakin tinggi.

“IQ warga negara Indonesia cenderung rendah di Asia. Soal kesejahteraan, apa pun yang dilakukan pemerintah yang baru, harus menyentuh mereka yang termarjinalisasikan. Untuk apa infrastruktur? Kalau tidak menyentuh masyarakat yang termarjinalisasikan,” paparnya.

“Stunting di Indonesia diawali dengan “stunting cara berpikir pada kalangan elitnya” yang nggak bisa memperbaiki tantangan global jadi mereka hanya menjadi echo chamber. Akhirnya hanya segelintir orang dari elit kita yang bisa melaksanakan. Secara agregat tetap tidak bisa bersaing,” ungkap Hikam yang pernah menjabat sebagai Menteri Riset dan Teknologi pada 1999-2001.

Terkait hal tersebut, paslon Ganjar-Mahfud menyadari pendidikan dan kesehatan merupakan bagian yang harus diperbaiki guna mencapai pemerataan kesejahteraan ekonomi sosial.

“Maka kita coba menyusun suatu perencanaan agar kalau kemudian dari dua hal ini bisa kita jadikan prioritas. Kesehatan dan pendidikan, karena kalau kesehatan baik, anak mulai dari kandungan ibunya sehat, bayinya sehat. Ya bu, kalau bayinya lahirnya sehat, gizinya sehat Insya Allah dia tidak akan stunting,” ujar Ganjar beberapa waktu lalu di Kuningan, Jawa Barat.

No Comments

    Leave a Reply