Ahok Kampanyekan Ganjar-Mahfud di Daerah Rawan Peralihan Pilihan

February 7, 2024

BRIEF.ID  – Menjelang berakhirnya masa kampanye Pilpres 2024, kader PDI Perjuangan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok,  fokus mengkampanyekan Paslon Nomor 3, Ganjar Pranowo-Mahfud MD di kantong-kantong wilayah rawan peralihan di  DKI Jakarta.

Ahok, yang memutuskan mundur dari Komisaris Utama (Komut) PT Pertamina (Persero) untuk berkampanye memenangkan Ganjar-Mahfud pada Pilpres 2024 menuturkan, bahwa ada sejumlah isu yang membuat para pendukungnya atau Ahokers di Jakarta  beralih ke paslon lain.

Selain  isu Pilpres 2024 satu putaran hemat anggaran Rp 26 triliun, juga keraguan keislaman Cawapres Mahfud MD.

Ahok menyatakan akan turun ke daerah-daerah itu,  karena dihembuskannya isu satu putaran hemat anggaran Rp26 triliun, isu Mahfud radikal,  dan paslon nomor 3 tidak bakal tidak masuk putaran kedua.

“Kalau kamu percaya sama saya, saya nggak mungkin gendeng lah. Kalau mau pertimbangkan keuntungan, kekuasaan, dan jabatan, saya akan ke calon yang disebut-sebut menang. Saya tahu mana panggilan hati nurani dan kedagingan,” tegas Ahok dikutip dari kanal 2045 TV, Rabu (7/2/2024).

Mantan Bupati Belitung itu mengatakan akan  semakin ‘fight’  untuk memenangkan Ganjar-Mahfud demi membereskan semua persoalan yang membelit rakyat.

“Jadi ini harus sadarkan teman-teman. Kekuasaan itu Tuhan yang kasih, Tuhan tidak akan kasih kekuasaan pada orang yang mengadu domba untuk memecahkan bangsa. Pasti Tuhan sayang bangsa Inonesia,” lanjutnya.

Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta itu mengingatkan kepada pihak yang mengadu domba dan ingin memecah belah rakyat, bahwa rakyat Indonesia tidak bodoh.

Memang, ujar Ahok, ada pihak yang berpandangan rasis dan primordial, tapi jumlahnya tidak signifikan. Dia mencontohkan dirinya bisa menjadi Bupati Belitung yang 93% warganya muslim. Padahal, ia seorang nonmuslim dan keturunan Tionghoa.

Jangan pikir rakyat bodoh,  ada yang rasis dan  primordial tapi jumlahnya tidak signifikan, contoh ketika menjadi bupati Belitung, 93% penduduknya adalah muslim

“Persoalannya, kadang-kadang kita nggak percaya rakyat pintar. Rakyat cuma butuh saat dia susah. Saya punya Ahokers, tapi nggak pernah saya kasih duit. Kalau dia susah saya bantu karena mereka tahu, kamu tidak maling. Yang penting Anda tidak maling,” tegas Ahok.

Lebih lanjut, dia menyebut,  saat maju Pilgub DKI tahun 2017,  berhasil mengumpulkan dana kampanye sekitar Rp 76 miliar dari rakyat melalui penjualan kaos hingga tiket untuk bertemu dan makan bareng dengannya. Hal ini membuktikan bahwa rakyat sudah cerdas, mampu menilai calon pemimpin yang mumpuni dan dapat dipercaya.  

No Comments

    Leave a Reply