Ganjar  Ajak Periset IPB Sat Set Wujudkan Kedaulatan Pangan Nasional  

December 19, 2023

BRIEF.ID – Calon Presiden Nomor Urut 3,  Ganjar Pranowo mengajak, para  periset yang tergabung dalam Himpunan Alumni (HA) Institut Pertanian Bogor (IPB) bersama-sama mewujudkan kedaulatan pangan nasional melalui Smart Distrubution, Smart Farming, dan Smart Fishing.

Pelibatan periset  secara Sat Set sangat diperlukan khususnya untuk membangun  pusat data  terintegrasi yang terangkum pada Satu Data Indonesia melalui KTP Sakti.

“Semuanya ini bisa berjalan baik, apabila didukung pusat data terintegrasi dalam Satu Data Indonesia berbasis KTP Sakti,” kata Ganjar saat berbicara pada  Food & Agriculture Summit II dan Dialog Calon Presiden RI 2024-2029 di IPB International Convention Center, Bogor, Jawa Barat, Selasa (19/12/2023).

Pada  acara  bertema “Mewujudkan Kedaulatan Agromaritim sebagai Fondasi Utama untuk Indonesia Emas 2045,” Calon Presiden berambut putih itu memaparkan secara eksplisit  tentang Program Indonesia Unggul Berbasis Daulat Maritim,  dengan turunan aksi  Gerak Cepat Mewujudkan Negara Maritim yang Adil dan Lestari.

Indeks Keamanan Pangan Rendah

Ganjar mengungkapkan, kerja ini harus Sat Set dilakukan menyusul indeks keamanan pangan Indonesia yang hanya 60,2,   lebih rendah dibandingkan Singapura yang nilainya 73,1.

“Kondisi ini, tentunya  bisa diatasi melalui ketersediaan pangan murah. Smart Distrubution, Smart Farming, dan Smart Fishing adalah solusi  dalam mewujudkan kedaulatan pangan. Tentu, untuk merealisasikan itu,  sangat diperlukan  periset nasional  dan pusat data yang Sat Set terintegrasi dalam Satu Data Indonesia melalui KTP Sakti”, jelas Ganjar.

Disebutkan, 77% wilayah Indonesia terdiri atas  laut dan air. Di sisi lain, Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia  pada tahun 2021 menunjukkan  bahwa sektor maritim  hanya berkontribusi sekitar 7,6%.  Ganjar mengatakan, ada tiga hal pokok yang harus dilakukan untuk  mengatasi persoalan itu agar dapat mewujudkan Indonesia sebagai negara yang berdaulat maritim. Tiga hal itu adalah  ekonomi pesisir, nelayan produktif, dan blue economy (ekonomi biru).

“Apalagi sekarang, 12,5% dari angka kemiskinan nasional berada di wilayah pesisir. Tentu, untuk mengatasi persoalan ini,  kita bisa  meningkatkan wisata konservasi dan kearifan lokal  dengan skill set,  yang meliputi vokasi keterampilan, tehnik lingkungan,  dan menjalankan manajemen ekonomi yang lebih terukur” tuturnya.

Sementara itu, kata Ganjar, dalam upaya  meningkatkan produktivitas nelayan, ada  tiga program yang akan dikerjakan  apabila  terpilih sebagai Presiden ke-8 Republik Indonesia, periode 2024-2029, yaitu pertama  KTP Sakti. Satu data alokasi subsidi usaha produktif (solar nelayan & alat tangkap ikan). Kedua  Pengampunan & Keringanan Kredit Produktif Nelayan, dan yang ketiga adalah   Asuransi Pertanian untuk gagal panen.

“Lalu,  untuk mewujudkan blue economy di Indonesia, kita harus buat  blueprint untuk Blue Carbon Credit ekosistem pantai dan laut di Indonesia. Sebab   menurut riset Cides tahun 2021, terdapat potensi Blue Carbon Credit senilai Rp 3.540 triliun,” jelas dia.

Minim Ekspor

Lebih lanjut dikatakan, sebagai negara maritim, Indonesia hanya mengekspor sekitar 10%  komoditas perikanan dunia, dengan nilai sektor perikanan US$ 29,6 miliar  atau setara dengan 2,6 persen  PDB  Indonesia.

“Nilai ini  masih dapat ditingkatkan melalui penegakan kedaulatan laut Indonesia. Nelayan Indonesia belum memanfaatkan wilayah Zona Ekonomi Eksklusif dengan optimal.

Pada kesempatan itu, Ganjar juga menyampaikan tiga solusi untuk Sat Set  penegakan kedaulatan laut Indonesia. Pertama,  penyelesaian sengketa perbatasan maritim. Kedua, penegakan aturan tangkap ikan bagi nelayan asing, dan ketiga adalah  KTP Sakti dengan subsidi tepat sasaran dan investasi sharing kapal untuk nelayan lokal.

No Comments

    Leave a Reply