Menikmati Wisata Pantai Pariaman via KA Sibinuang

April 25, 2023

BRIEF.ID- Pariaman sudah lama dikenal sebagai kota pelabuhan penting di pantai barat Sumatra, dengan lanskap alam lautan yang indah berwarna biru toska berpadu dengan langit bersih berwarna biru.

Di era masa kini, Pariaman sudah berkembang menjadi kota wisata dengan puluhan pilihan destinasi wisata alam, khususnya pantai, laut, dan pulau. Berjarak sekitar 56 km dari pusat Kota Padang, Pariaman pun sering menjadi destinasi incaran para wisatawan yang berada di Sumatra Barat.

Selama libur Hari Raya Idulfitri pada Sabtu (22/4/2023) dan Minggu (23/4/2023) saja, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Pariaman mencatat lebih dari 8.600 wisatawan mengunjungi objek-objek wisata di Pariaman.

Mulai dari Pulau Angso Duo, Pantai Cermin, Pantai Sunur, Pantai Kata, hingga Pantai Gondariah yang hanya sepelemparan batu dari Stasiun Kereta Api Pariaman.

Kereta api menjadi salah satu pilihan menarik – sekaligus murah untuk mencapai Pariaman dari pusat Kota Padang. Hanya dengan ongkos Rp5.000, para wisatawan dapat mengakses Kota Pariaman dan menikmati sensasi perjalanan menyusuri pedesaan barat Sumatra dengan menggunakan kereta lokal KA Sibinuang.

Penulis pun mencoba moda transportasi massal tersebut dari pusat Kota Padang untuk menikmati wisata pantai-pantai menarik di Pariaman. Ternyata hanya ada 4 jadwal KA Sibinuang Padang – Pariaman PP setiap harinya. Yakni pada pagi hari pukul 05.40 WIB, kemudian di waktu brunch pada pukul 09.55 WIB, menjelang petang pada pukul 14.05 WIB, dan menjelang senja pada pukul 17.10 WIB.

Dari Masjid Raya Sumbar yang berada di Jalan Chatib Sulaiman, penulis berjalan kaki sekitar 5 menit menuju Stasiun Alai, atau stasiun kedua setelah Stasiun Padang. Kemudian membeli tiket melalui aplikasi KAI Access, dan menunggu kereta yang berangkat pada pukul 09.55 dari Stasiun Padang atau 10.00 dari Stasiun Alai.

Ternyata kereta tersebut tepat waktu. Tepat pukul 10.00 WIB, kereta sudah berangkat dari Stasiun Alai untuk menyusuri jalur kereta menuju tepian barat Sumatra, siap menempuh jarak 55,5 km dengan waktu tempuh 1,5 jam.

Berbeda dengan kereta-kereta umumnya di Pulau Jawa, rangkaian KA Sibinuang ini tidak terlalu panjang. Hanya terdapat 4 gerbong penumpang plus gerbong pembangkit dan lokomotif. Penumpangnya pun tidak terlalu banyak. Beberapa kursi yang ada tampak kosong.

Duduk di dalam gerbong kereta yang bersih dan dingin karena sudah ditanam AC, rasanya nyaman sekali karena di luar sana panas terik menyengat.

WISATA PANTAI

Sepanjang perjalanan, penumpang akan disuguhi panorama sisi barat tanah minang yang menawan. Lanskap pedesaan dengan rumah-rumah tua dan bangunan bagonjong serta panorama Bukit Barisan, tebing, areal persawahan, sungai-sungai lebar khas Sumatra, perkebunan kelapa, hingga kawanan sapi yang merumput di bawah langit biru cerah menjadi pemandangan yang menyegarkan mata.

Terdapat total 11 stasiun yang dilalui KA Sibinuang. Namun, dari Stasiun Alai menuju Pariaman, penulis hanya perlu menempuh 9 stasiun.

Tiba di Stasiun Pariaman, sesuai dengan jadwal yakni 11.34 WIB. Matahari yang tepat di atas kepala semakin menambah terik kota pantai tersebut. Namun, hal itu tidak menyurutkan semangat untuk menikmati pantai indah di Pariaman.

Ternyata dari Stasiun Pariaman menuju kawasan wisata pantai hanya sepelemparan batu. Cukup berjalan kaki 5 menit, penulis sudah tiba di Pantai Gondariah. Sebab, letak Stasiun Pariaman tepat di depan gerbang masuk Pantai Gondariah.

Pantai Gandoriah sendiri merupakan pantai berkontur landai yang menghadap langsung ke hamparan Samudera Hindia yang berwarna biru toska di depannya dan gugusan pulau-pulau kecil yang menambah lengkap suasana syahdu di Gandoriah.

Pantai Gandoriah menjadi gerbang awal untuk berlayar menuju pulau-pulau kecil dengan pantai yang tidak kalah cantiknya. Mereka juga dikenal dengan 6 gugusan pulau Gandoriah, yakni Pulau Kasiak, Pulau Angso, Pulau Tangah, Pulau Ujung, Pulau Gosong, dan Pulau Bando.

Tidak lengkap rasanya bila ke Pantai Gandoriah di Pariaman tanpa melakukan jelajah pulau yang memukau padaman. Pengunjung dapat melakukan aktivitas jelajah pulau dengan menggunakan speed boat, jet ski, juga perahu nelayan setempat. Tentu saja, jika sempat, pengunjung sebaiknya menjelajah keenam pulau tersebut karena beda pulau, berbeda pula sensasi, keindahan, juga spot wisatanya.

Selain menjelajah pulau, pengunjung dapat berenang karena air pantai yang jernih dan ombak yang tidak terlalu besar menjadikan kawasan pantai Gandoriah dan gugusan pulau di sekitarnya spot yang sangat cocok untuk aktivitas berenang maupun senorkeling.

Meskipun ombaknya tidak terlalu besar, pengunjung juga dapat melakukan aktivitas selancar di kawasan ini. Selain itu, ada pula atraksi banana boat yang seru dilakukan bersama-sama. Apalah artinya kulit yang legam diterpa terik matahari dibandingkan dengan sensasi berenang, senorkeling, maupun berselancar di tepian Samudera Hindia yang cantik, berair jernih, dan berombak tenang ini.

Tidak lupa, terdapat pula wahana permainan anak di sekitar pantai, seperti mobil-mobilan, motor-motoran, odong-odong, perosotan/seluncur anak, rumah pohon, dan lainnya. Begitu pula wisata bermain pasir. Hal ini menjadikan Pantai Gandoriah sebagai destinasi yang tepat untuk wisata keluarga.

Puas beraktivitas di kawasan sekitar pantai dan gugusan pulaunya, pengunjung bisa menikmati beragam kuliner khas tanah Minang yang disediakan oleh restoran, café, serta warung-warung setempat.

Salah satunya kuliner khas Pantai Gandoriah yaitu Nasi Sek yang merupakai singkatan dari “saratuaih kanyang” alias “seratus kenyang” dan kini menjadi “saribu kanyang” atau seribu “kenyang”. Kemudian, Sala Lauak yang merupakan kuliner khas Pariaman berupa penganan yang digoreng yang terbuat dai adonan daging, ikan, dan tepung. Juga beragam kuliner lainnya seperti Sate Pariaman, seafood, dan lainnya.

Puas menikmati wisata pantai dan kulinernya, wisatawan dapat berburu oleh-oleh di Pasar Pariaman, kemudian kembali ke pusat kota dengan menggunakan KA Sibinuang dan kembali menikmati perjalanan pulang sejauh 55,5 km selama 1,5 jam.

Selamat menikmati! (ANO)

No Comments

    Leave a Reply