Uni Eropa Siapkan Sanksi Baru untuk Lemahkan Ekonomi Rusia

February 25, 2022

Jakarta, 25 Februari 2022- Uni Eropa sedang menyiapkan setumpuk sanksi yang akan dijatuhkan kepada Rusia setelah negara ini melakukan invasi terhadap Ukraina.

Chief European Commission EU Ursula Von Der Leyen mengatakan para pemimpin Uni Eropa telah sepakat untuk menjatuhkan sanksi terhadap Moskow yang menargetkan sekitar 70% dari pasar perbankan Rusia, perusahaan-perusahaan kunci milik negara.

“Paket sanksi besar-besaran dan ditargetkan yang disetujui malam ini menunjukkan betapa bersatunya Uni Eropa. Pertama, paket ini mencakup sanksi keuangan, menargetkan 70% dari pasar perbankan Rusia dan perusahaan-perusahaan kunci milik negara, termasuk di bidang pertahanan,”  cuit Ursula dalam akun Twitternya @vonderleyen, Jumat (25/2).

Tak hanya itu, Uni Eropa juga akan melemahkan basis ekonomi Rusia dengan sanksi ekonomi lainnya. Salah satunya dengan membekukan aset Rusia.

Menurut Ursula, paket sanksi tersebut akan dijatuhkan setelah para pemimpin negara di Eropa memberikan lampu hijau terkait usulan Uni Eropa. Dia juga memastikan Uni Eropa akan bekerja sama dengan sekutunya untuk mengucilkan ekonomi Rusia sebagai bentuk sanksi.

Sebelumnya, Uni Eropa telah menjatuhkan sanksi pertama kepada Rusia pada Rabu (23/2), yakni memblok perdagangan dengan negara-negara di Eropa.

Sementara itu, mengutip Bloomberg, JP Morgan dalam riset terbarunya menyatakan dampak buruk dari konflik Rusia-Ukraina di pasar kredit Asia akan terjadi secara tidak langsung melalui harga energi yang tinggi dan dari sentimen risk-off jangka pendek.

Demikian disampaikan analis JPMorgan Varun Ahuja dan Soo Chong Lim dalam riset mereka.

“Harga energi dan komoditas yang lebih tinggi berpengaruh negatif bagi negara-negara Asia secara keseluruhan, terutama negara-negara pengimpor minyak dengan peringkat BBB-, seperti India dan Filipina,” tulis para analis JP Morgan tersebut.

Bagi Indonesia, menurut Varun Ahuja dan Soo Chong Lim, dampak dari biaya impor energi yang meningkat sebagian dapat ditopang oleh pendapatan ekspor yang lebih tinggi dari komoditas lainnya. Di antaranya seperti minyak sawit, batu bara, dan logam dasar.

Dalam perkembangannya pada hari ke-2 perang, sejumlah perusahaan global menutup operasi di Ukraina. Produsen bir Carlsberg, Japan Tobacco, dan Coca-Cola termasuk di antara perusahaan yang menutup pabrik di Ukraina setelah invasi Rusia. Sementara UPS dan FedEx Corp telah menangguhkan layanan di dalam dan di luar negeri.

Banyak perusahaan yang terpapar invasi Rusia terhadap Ukraina sedang menunggu kejelasan lebih lanjut tentang sanksi Barat dan menilai dampak dari sanksi yang sudah diumumkan.

No Comments

    Leave a Reply