WHO Sebut 12 Kebutuhan Kritis Korban Gempa Myanmar

BRIEF.ID – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menyatakan terdapat 12 kebutuhan kritis yang harus segera dipenuhi bagi para korban gempa bumi berkekuatan magnitudo 7,7 di Myanmar.

Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara Prof Tjandra Yoga Aditama mengatakan, daftar ini menjadi panduan penting dalam upaya bantuan kemanusiaan guna mempercepat pemulihan di wilayah terdampak.

“WHO juga sudah mengidentifikasi 12 kebutuhan kritis yang dibutuhkan Myanmar di hari-hari sekarang ini, yang dapat kita jadikan acuan pula untuk memberi bantuan,” katanya  di Jakarta, Kamis (3/4/2025).

Di antara kebutuhan mendesak itu adalah manajemen penanganan korban massal, perawatan trauma dan pembedahan, serta peralatan transfusi darah. Selain itu, Myanmar juga memerlukan kantung jenazah, peralatan anestesi, obat-obatan esensial, serta tenda darurat untuk pengungsian.

Selain  aspek medis, WHO menekankan pentingnya alat pelindung diri (APD) bagi tenaga kesehatan, analisis terhadap kerusakan fasilitas kesehatan, serta akses ke air bersih dan sanitasi guna mencegah penyebaran penyakit. Surveilans dan respons cepat terhadap wabah penyakit menular juga menjadi perhatian utama.

Di sisi lain, lanjut Tjandra, dukungan kesehatan mental dan psikososial diperlukan bagi korban yang mengalami trauma pascabencana.

Tjandra mengatakan, WHO Asia Tenggara dalam 24 jam pertama sesudah gempa telah mengirimkan hampir 3 ton perlengkapan kesehatan ke daerah yang terdampak utama di Kota Naypyidaw dan Mandalay.

“Ini termasuk alat kesehatan, trauma kits, tenda kesehatan dan lainnya,” ujarnya.

Sejauh ini, WHO juga sudah memobilisasi dukungan dana sebesar US$ 5 juta  dari total kebutuhan bantuan sekitar US$ 8 juta  sampai 30 hari mendatang.

WHO secara rutin juga memublikasi situation report, sehingga masyarakat dapat mengikuti perkembangan situasi pascagempa Myanmar dari waktu ke waktu.

“Sejauh ini sudah tiga kali diterbitkan situation report, yaitu pada 29 Maret, 30 Maret, dan 1 April. Hal ini kembali menunjukkan bagaimana kerja nyata WHO Asia Tenggara di lapangan, untuk mendukung negara-negara anggota WHO,” katanya.

Berdasarkan catatan Kementerian Luar Negeri Indonesia, situasi korban di Myanmar sampai hari ini ada 2.886 korban jiwa, 4.639 luka-luka, dan sekitar 300 orang yang dinyatakan

hilang. Pemantauan dan laporan yang disampaikan oleh Kedutaan Besar RI di Myanmar, sejauh ini belum ada laporan korban dari kalangan Warga Negara Indonesia (WNI). (Ant/nov)

Share post:

Subscribe

spot_imgspot_img

Popular

More like this
Related

Nawakara Dorong Penguatan Sistem Keamanan Terintegrasi di Kawasan Manufaktur

BRIEF.id – Di balik kesibukan lini produksi, banyak kawasan...

IHSG Makin Perkasa, Naik 49,71 Poin

BRIEF.ID - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) makin perkasa...

Prabowo Pastikan Hampir Semua Tarif Perdagangan RI – UE Jadi Nol Persen

BRIEF.ID - Presiden Prabowo Subianto memastikan bahwa hampir...

Tren Penguatan IHSG Berlanjut, Pelaku Pasar Cermati RDG BI

BRIEF.ID - Tren penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)...