BRIEF.ID – Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin mengatakan cakupan dan kualitas sejumlah intervensi stunting masih perlu ditingkatkan untuk mempercepat penurunan prevalensi kasus di angka 14% pada 2024.
“Terlepas dari tren penurunan stunting dalam empat tahun terakhir ini, saya mendapat laporan, masih ada beberapa intervensi yang harus ditingkatkan cakupan dan kualitas pelaksanaannya,” kata Wapres pada Rapat Koordinasi Nasional
(Rakornas) Percepatan Penurunan Stunting 2023 di Istana Wakil Presiden Jakarta, Jumat (6/10/2023).
Ia mengatakan, meski angka stunting balita di Indonesia turun dari 30,8 % (2018) menjadi 21,6 % (2022), tapi capaian itu masih perlu intervensi optimal untuk mencapai angka 14% pada 2024.
Peningkatan kinerja pada intervensi spesifik, lanjut Wapres) masih diperlukan penambahan kapasitas kader dan petugas kesehatan untuk penggunaan alat pemantauan status gizi di posyandu dan perangkat USG di Puskesmas.
“Sehingga pemantauan status gizi bisa dilakukan secara cepat dan akurat,” kata Wapres.
Hal lain yang harus didorong, lanjutnya, adalah konsumsi tablet tambah darah pada remaja putri dan ibu hamil, pemeriksaan kehamilan minimal enam kali, pemberian ASI Eksklusif dan makanan pendamping ASI dengan kandungan gizi tepat, serta imunisasi dasar lengkap.
Pada intervensi sensitif, Wapres memberikan perhatian pada isu ketahanan pangan dan perbaikan praktik pengasuhan.
“Edukasi agar diberikan tidak hanya kepada orang tua, tetapi juga kepada keluarga besar yang melakukan pengasuhan anak,” kata Wapres.