Viral Ajakan Tarik Uang di Bank BUMN Gara-Gara Danantara, Ini Dampaknya

BRIEF.ID – Video ajakan untuk menarik uang (rush money) dari tabungan di bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN) atau Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) tengah viral dan menghebohkan media sosial (medsos).

Ajakan rush money tersebut gara-gara pembentukan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) oleh Presiden Prabowo Subianto.

Danantara yang akan berfungsi sebagai sovereign wealth fund (SWF) atau dana investasi pemerintah tersebut mendapat sorotan publik, karena akan mendapat limpahan dana dari hasil efisiensi APBN yang sedang dilakukan pemerintah di berbagai Kementerian/Lembaga (KL).

Presiden Prabowo menyampaikan dari dana efisiensi yang ditargetkan mencapai Rp750 triliun, akan digunakan untuk sejumlah program prioritas, antara lain makanan bergizi,

Kemudian, sekitar Rp325 triliun dari hasil efisiensi anggaran tersebut, akan diserahkan kepada Danantara untuk diinvestasikan.

Hal ini, yang kemudian membuat Danantara menjadi trending topic di berbagai platform medsos. Pasalnya, Danantara disebut-sebut menjadi lembaga independen yang tidak boleh diperiksa Komisi Pemberantaran Korupsi (KPK) dan diaudit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

Di Twitter, Danantara menjadi salah satu topik yang ramai dibicarakan atau trending topic di X (Twitter) per Kamis, 20 Februari 2025 pukul 10.00 WIB. Ada sekitar 87.700 cuitan (tweet) atau unggahan yang dilakukan warganet berkaitan dengan Danantara.

Ada yang membahas soal jaminan kredibilitas dan transparansi Danantara jika tak tersentuh KPK dan BPK, ada pula yang membahas nama calon pemimpin danantara dan latar belakang para anggotanya, dan ada juga yang kemudian mengajak masyarakat menarik uangd ari bank BUMN yang dinilai akan menjadi sapi perah Danantara.

Mencurigakan dan mengerikan jika Danantara tidak bisa diperiksa @KPK_RI (Komisi Pemberantasan Korupsi) dan @bpkri (Badan Pemeriksa Keuangan) ya, apalagi ada mantan napi koruptor BI (Bank Indonesia) di sana. Ayo pindahin uang kita dari bank BUMN,” tulis salah satu akun X @dr_alt*********, Kamis, 20 Februari 2025.

Topik mengenai penarikan uang dari Bank BUMN itu, kemudian menjadi viral bahkan dibuat dalam berbagai konten video. Hal ini dikhawatirkan bisa membuat masyarakat menjadi panik kemudian melakukan rush money di bank BUMN.

Lantas, apa saja dampak dari penarikan uang di bank secara besar-besaran? 

Melansir repo.darmajaya.ac.id, penarikan uang massal atau rush money merupakan suatu gerakan untuk menarik uang secara bersama-sama dari tabungan masing-masing dengan jumlah yang besar, atau bahkan ada juga yang mengambil uang yang berada di tabungan bank sampai tidak ada yang tersisa. 

Rush money bisa terjadi kapan saja akibat penarikan dana nasabah secara massal dengan beberapa penyebab, antara lain kesehatan bank, kondisi perekonomian, hingga karena trust atau kepercayaan nasabah berkurang terhadap bank bersangkutan.

Perbankan Indonesia pernah mengalami rush money saat krisis moneter yang menyebabkan banyak bank tutup akibat bangkrut dan jatuhnya pemerintahan Presiden ke-2 RI, Soeharto, pada tahun 1997 hingga 1998.

Pada 2016, isu yang mengajak masyarakat melakukan penarikan uang dalam jumlah besar juga sempat mencuat, karena isu stabilitas ekonomi.

Berikut beberapa dampak dari penarikan uang besar-besaran: 

1. Merugikan Nasabah

Rush money berpotensi merugikan nasabah, khususnya yang memiliki tabungan berjangka, seperti deposito. Pasalnya, menarik uang sebelum jatuh tempo akan membuat nilainya jatuh karena pemotongan bunga, atau penalty.

Apabila nasabah terpancing dengan ajakan tersebut, maka tidak menutup kemungkinan dapat menguntungkan pihak-pihak tertentu atau provokator dengan cara memanfaatkan fluktuasi nilai tukar.

2. Krisis Perbankan

Penarikan uang massal yang terjadi di sebuah bank bisa memicu krisis perbankan, karena dapat menjalar ke bank lainnya (contagious effect), baik bank milik pemerintah maupun bank swasta.

Dampak langsung dari rush money adalah perbankan akan mengalami kesulitan likuiditas yang besar, yang bisa berujung pada kekurangan likuiditas perekonomian.

Rush money secara massal juga akan membuat bank kekurangan uang tunai, hingga akhirnya bangkrut. Bank akan mengalami gagal bayar karena simpanan nasabah sebenarnya diputar untuk penyaluran kredit. 

Kondisi tersebut semakin diperparah dengan melonjaknya suku bunga di pasar uang antarbank hingga ratusan persen. 

3. Krisis Ekonomi

Jika tak segera diatasi, rush money yang menyebabkan krisis perbankan dapat berdampak menimbulkan ksiris ekonomi pada suatu negara.

Pasalnya, peredaran uang yang kurang lancar akan berpengaruh pada pelaku bisnis dan kegiatan perekonomian, sehingga pemerintah harus turun tangan mengatasi untuk menghindari terjadinya resesi ekonomi yang lebih parah.

4. Waktu Pemulihan Lama

Rush money juga berdampak bagi industri perbankan dan pemerintah, hingga masyarakat, yang pemulihannya membutuhkan waktu bertahun-tahun atau sangat lama.

Tak hanya itu, kepercayaan luar negeri terhadap negara juga akan berkurang, sehingga sulit untuk mendapatkan pinjaman dana dari luar tanpa bunga yang besar.

Share post:

Subscribe

spot_imgspot_img

Popular

More like this
Related

NPI Tahun 2024, Ketahanan Sektor Eksternal Tetap Kuat

BRIEF.ID – Bank Indonesia (BI) melaporkan bahwa secara keseluruhan...

Kinerja  Neraca Pembayaran Indonesia Triwulan IV – 2024, Meningkat

BRIEF.ID – Bank Indonesia (BI) melaporkan,  kinerja Neraca Pembayaran...

Bank Dunia: Program Prioritas Pemerintah RI Berpotensi Picu Inflasi Tinggi

BRIEF.ID - Bank Dunia atau World Bank menilai program...

Pabrik Peleburan Nikel Terbesar di Indonesia Terancam Tutup Gara-Gara Induk Perusahaan di Tiongkok Bangkrut

BRIEF.ID - PT Gunbuster Nickel Industry (GNI), salah satu...