BRIEF.ID – Bank Indonesia (BI) menyatakan posisi utang luar negeri swasta Indonesia tercatat sebesar US$194,4 miliar pada Januari 2025, turun 1,6% dibandingkan periode sama tahun lalu atau year on year (yoy).
Penurunan utang luar negeri swasta Indonesia terutama dari sektor lembaga keuangan (financial corporations), yang mengalami kontraksi sebesar 2,3% (yoy) pada Januari 2025, lebih dalam dibandingkan 1% pada Desember 2024.
Adapun total utang luar negeri swasta sebesar US$194,4 miliar pada Januari 2025, paling besar berasal dari 4 sektor, yaitu Industri Pengolahan, disusul Jasa Keuangan dan Asuransi, kemudian Pengadaan Listrik dan Gas, serta Pertambangan dan Penggalian.
Utang luar negeri swasta dari 4 sektor tersebut mencapai 79,4% dari total utang luar negeri swasta Indonesia pada Januari 2025 yang sebesar US$194,4 miliar.
“Utang luar negeri swasta juga tetap didominasi oleh utang jangka panjang dengan pangsa mencapai 76,6% terhadap total utang luar negeri swasta per Januari 2025,” bunyi pernyataan resmi BI, dikutip di Jakarta, Selasa (18/3/2025).
Sementara itu, posisi utang luar negeri pemerintah pada Januari 2025 justru melonjak sebesar 5,3% menjadi US$ 204,8 miliar pada Januari 2025 (yoy). Angka tersebut juga meningkat dibandingkan 3,3% pada Desember 2024.
Peningkatan utang luar negeri pemerintah terjadi seiring penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) internasional, yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan sumber penerimaan negara.
BI menyatakan, masih tingginya minat investor terhadap SBN internasional yang diterbitkan pemerintah Indonesia, mencerminkan kepercayaan investor terhadap prospek perekonomian Indonesia tetap terjaga.
Adapun alokasi utang luar negeri pemerintah difokuskan kepada sektor-sektor berikut ini:
– Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial sebesar 22,6%
– Administrasi Pemerintah, Pertahanan, dan Jaminan Sosial Wajib sekitar 17,8%
– Jasa Pendidikan sebanyak 16,6%,
– Konstruksi sebesar 12,1%
– Jasa Keuangan dan Asuransi sekitar 8,2%.
“Posisi utang luar negeri pemerintah tetap terkendali mengingat hampir seluruhnya memiliki tenor jangka panjang dengan pangsa mencapai 99,9% dari total utang luar negeri pemerintah,” bunyi laporan BI.
Total ULN Indonesia
Dengan posisi utang luar negeri (ULN) swasta dan pemerintah tersebut, maka total ULN Indonesia per Januari 2025 tercatat mencapai US$427,5 miliar.
Dengan asumsi nilai tukar (kurs) rupiah sebesar Rp 16.392 per dolar AS seperti kurs referensi BI tertanggal 14 Maret 2025, maka total ULN Indonesia setara dengan Rp7.007,58 triliun.
“Dibandingkan dengan Januari 2024 (yoy), total utang luar negeri Indonesia tumbuh 5,1%, dan lebih tinggi ketimbang pertumbuhan 4,2% pada bulan sebelumnya (Desember 2024),” bunyi pernyataan BI.
Disebutkan, rasio utang luar negeri Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) turun menjadi 30,3% pada Januari 2025, dari 30,5% pada Desember 2024, serta didominasi oleh utang luar negeri jangka panjang dengan pangsa mencapai 84,7% dari total utang luar negeri.
Dalam rangka menjaga agar struktur utang luar negeri tetap sehat, BI dan Pemerintah terus memperkuat koordinasi dalam pemantauan perkembangan ULN.
Peran ULN juga akan terus dioptimalkan untuk menopang pembiayaan pembangunan dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan.
“Upaya tersebut dilakukan dengan meminimalkan risiko yang dapat memengaruhi stabilitas perekonomian,” demikian pernhyataan BI. (jea)