BRIEF.ID – Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menkop-UKM) Teten Masduki mengatakan, transformasi ekonomi diperlukan, di mana salah satunya melalui ekonomi hijau.
“Ekonomi hijau adalah salah satu mekanisme untuk mendorong percepatan transisi energi di bidang ekonomi,” kata Teten pada Arifin Panigoro (AP) Dialog ke-9 di Jakarta, Rabu (31/1/2024) malam.
Dialog bertema “Ekonomi Hijau: Transformasi Ekonomi untuk Indonesia Emas 2045” menghadirkan pembicara Deputi Bidang Ekonomi Bappenas Amalia Adininggar Widyasanti dan Ekonom sekaligus Rektor Universitas Atma Jaya, periode 2015-2023 Agustinus Prasetyantoko.
“Ekonomi hijau merupakan salah satu bentuk kita bisa mendorong percepatan transisi energi dalam bidang ekonomi. Melalui penerapan Ekonomi Hijau, diharapkan dapat menjadi penguat visi
Indonesia Emas 2045,” kata Teten.
Sementara itu, ekonom Agustinus Prasetyantoko menyampaikan, bahwa ekonomi Indonesia saat ini mengalami stagnasi pertumbuhan sebesar 5% pasca pandemi. Selain tumbuh tinggi, hal penting lainnya adalah tumbuh berkelanjutan yang merupakan tantangan ekonomi hijau.
“Namun balik lagi, permasalahan utamanya adalah mengenai pendanaan. Namun, bagaimana mendorong sektor swasta agar mendukung pembangunan berkelanjutan untuk mendanai kepentingan ini. Jadi perlu adanya elaborasi dan kolaborasi antar sektor,” jelas dia.
Menurut Amalia Adininggar Widyasanti, ekonomi hijau merupakan peluang untuk meningkatkan daya saing Indonesia. Berdasarkan Visi Indonesia Emas 2045, lanjutnya, Indonesia akan seimbang baik secara ekonomi, sosial,
pendidikan, kesehatan, dan lingkungan.
“Maka dari itu, sasaran utama Indonesia Emas 2045 adalah Indonesia memiliki pendapatan per kapita setara dengan negara maju, kemiskinan menuju 0% dan ketimpangan berkurang, kepemimpinan dan pengaruh di dunia Internasional meningkat, daya saing sumber daya manusia meningkat, dan intensitas emisi GRK menurun menuju nol emisi karbon,” kata dia.
