BRIEF.ID – Dua perempuan, salah seorang lansia, berhasil diselamatkan dari bawah reruntuhan bangunan yang roboh akibat gempa di Turki setelah terjebak selama 122 jam, menurut pihak berwenang pada Sabtu (11/2/2023).
Gempa mematikan pada Senin (6/2/2023) lalu telah merenggut lebih dari 24 ribu jiwa, termasuk di negara tetangga Suriah.
Lansia itu, Menekse Tabak (70), terlihat dibungkus selimut ketika tim penyelamat membawanya ke ambulans di Provinsi Kahramanmaras, Turki, menurut gambar yang ditayangkan Anadolu.
Penyintas lainnya, Masallah Cicek (55), diselamatkan dari reruntuhan bangunan di Diyarbakir, kota terbesar di selatan Turki, menurut kantor berita resmi itu.
Sebanyak 67 orang telah dievakuasi dari bawah puing dalam 24 jam terakhir, kata Wakil Presiden Turki Fuat Oktay, dalam upaya penyelamatan yang melibatkan 31 ribu penyelamat di seluruh kawasan terdampak.
Sekitar 80 ribu orang dirawat di rumah sakit, sedangkan 1,05 juta orang lainnya kehilangan tempat tinggal dan berada di tempat penampungan, katanya. Ia mengatakan pemerintah akan menyediakan tempat tinggal permanen dalam satu tahun ke depan untuk memastikan bahwa para penyintas dapat kembali hidup normal dan “mengobati rasa sakit mereka sesegera mungkin.”
Saat banyak warga menghadapi kekurangan pangan dan cuaca musim dingin yang menusuk tulang, respons pemerintah atas bencana itu dipertanyakan.
Presiden Suriah Bashar Al Assad untuk pertama kalinya mendatangi daerah terdampak gempa, mengunjungi rumah sakit di Aleppo bersama istrinya Asma, kata media pelat merah. Pemerintahnya menyetujui pengiriman bantuan kemanusiaan ke seluruh garis depan pertempuran perang saudara yang telah berlangsung 12 tahun di negara itu.
Program Pangan Dunia sebelumnya mengatakan pihaknya kehabisan stok makanan di wilayah barat laut Suriah yang dikuasai pemberontak ketika pertempuran menyulitkan upaya pengiriman bantuan.
Gempa berkekuatan magnitudo 7,8 yang diikuti beberapa gempa susulan di seluruh Turki dan Suriah, menjadi bencana paling mematikan ke-7 abad ini. Angka kematian akibat gempa itu melebihi jumlah korban tewas akibat gempa dan tsunami di Jepang pada 2011 dan mendekati angka 31 ribu orang yang tewas akibat gempa di Iran pada 2003.
Bencana serupa juga pernah terjadi di Turki pada 1999 ketika lebih dari 17 ribu orang tewas akibat gempa. (Antara)
No Comments