BRIEF.ID – Survei Bank Indonesia (BI) menunjukkan tekanan inflasi meningkat hingga Maret 2025, terutama dipicu kenaikan harga kebutuhan pokok seiring curah hujan tinggi.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI), Ramdan Denny Prakoso, mengatakan tekanan inflasi dari sisi harga terus meningkat mulai Januari 2025, dan akan mereda di April 2025 seiring meningkatnya permintaan untuk Hari Raya Idul Fitri 2025.
Hal itu tercermin dari Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) Januari 2025 yang tercatat sebesar 157,8, lebih tinggi dari IEH pada periode sebelumnya sebesar 152,6 seiring dengan curah hujan yang tinggi pada Januari 2025.
“Sementara IEH April 2025 tercatat sebesar 165,4, lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya yang tercatat sebesar 169,4 sejalan dengan normalisasi permintaan setelah Idul Fitri,” kata Ramdan, di Jakarta, di Jakarta, Selasa (9/12/2024).
Dia menjelaskan, hasil survei BI juga menunjukkan penjualan eceran pada November 2024 meningkat 0,4% secara bulanan atau month-to-month (mtm) dibandingkan 0,01% pada Oktober 2024.
Peningkatan penjualan eceran tercermin dari Indeks Penjualan Riil (IPR) November 2024 sebesar 211,5 atau tumbuh 1,7% secara year-on-year (yoy), lebih tinggi daripada pertumbuhan bulan sebelumnya.
“Capaian penjualan eceran di November 2024 terutama didorong peningkatan penjualan kelompok bahan bakar kendaraan bermotor, suku cadang dan aksesori, serta subkelompok sandang,” ujar Ramdan.
Menurut dia, peningkatan penjualan eceran tersebut terutama didorong oleh kelompok peralatan informasi dan komunikasi, perlengkapan rumah tangga lainnya, dan subkelompok sandang.
Pada Oktober 2024 IPR tercatat 210,6 atau tumbuh 1,5% (yoy), tidak setinggi pertumbuhan pada September 2024 yang sebesar 4,8% (yoy).
Secara bulanan, penjualan eceran pada Oktober 2024 mengalami kontraksi 0,01% (mtm), namun membaik dibandingkan bulan sebelumnya yang terkontraksi 2,5% (mtm).
Capaian penjualan eceran di Oktober 2024 terutama didorong oleh meningkatnya penjualan sejumlah kelompok seperti kelompok suku cadang dan aksesori, bahan bakar kendaraan bermotor, dan subkelompok sandang.
“Perbaikan ini didorong oleh meningkatnya penjualan kelompok perlengkapan rumah tangga lainnya, suku cadang dan aksesori, bahan bakar kendaraan bermotor, serta makanan, minuman, dan tembakau didukung oleh kelancaran distribusi,” ungkap Ramdan.