BRIEF.ID – World Bank atau Bank Dunia menyebut sektor swasta Indonesia didominasi perusahaan-perusahaan kecil atau Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dan kontribusinya kecil untuk output perekonomian.
Pernyataan itu, disampaikan Senior Private Sector Specialist Bank Dunia, Alexandre Hugo Laure, terkait Laporan Prospek Perekonomian Indonesia edisi Juni 2024, di Jakarta, Senin (24/4/2024).
Menurut dia, sektor swasta di Indonesia sangat besar, dengan 66 juta badan usaha, dan 9 juta di antaranya terdaftar secara resmi.
Kelompok tersebut sebagian besar terdiri dari UMKM dengan jumlah signifikan di sektor grosir dan eceran sebesar 54%, jasa akomodasi dan makanan 20%, dan industri pengolahan 14,5%.
Dibandingkan dengan perekonomian India, Meksiko, Filipina, dan Turki, di Indonesia perusahaan kecil mendominasi populasi sektor swasta.
“Perusahaan kecil mencakup 56% sektor swasta Indonesia dan memberikan kontribusi yang kecil terhadap output. Perusahaan kecil menghasilkan 3% dari total output,” kata Alexandre.
Selain itu, perusahaan kecil hanya menghasilkan sedikit lapangan kerja. Perusahaan kecil mempekerjakan 11% pekerja penuh waktu.
Banyak perusahaan kecil tidak terhubung ke pasar internasional. Kurang dari 2% perusahaan kecil menggunakan bahan baku atau pasokan yang diimpor.
Dia menyampaikan, dari sisi ukuran, dominasi perusahaan-perusahaan besar yang bertahan lama membedakan Indonesia dari negara-negara lain seperti India, Meksiko, Filipina, dan Turki.
Perusahaan-perusahaan besar di Indonesia, lanjutnya, telah memainkan peran penting dalam pembangunan, namun belakangan ini mulai menunjukkan perlambatan pertumbuhan produktivitas.
“Hanya sedikit perusahaan besar yang mendominasi pasar, sementara sebagian besar perusahaan tetap kecil dan kurang produktif,” kata Alexandre.
Transformasi
Terkait dengan kondisi tersebut, lanjutnya, dibutuhkan transformasi untuk meningkatkan pembangunan sektor swasta yang dapat memberi kontribusi bagi output ekonomi Indonesia.
Menurut dia, hal itu telah dilakukan, namun kesenjangan peraturan dan produktivitas masih ada. Indonesia telah menempuh perjalanan transformatif sejak 2015, dengan menerapkan reformasi ekonomi yang signifikan untuk meningkatkan lingkungan bisnis.
Transformasi seperti penerapan sistem Online Single Submission (OSS) telah menyelaraskan proses registrasi dan perizinan usaha, sehingga secara signifikan meringankan beban operasional bagi dunia usaha melalui penerapan pendekatan berbasis risiko.
“Meningkatkan konsistensi peraturan dan mendorong akses ke pasar internasional adalah kunci untuk mengeluarkan potensi sektor swasta Indonesia dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan,” ungkap Alexandre.
Dia menuturkan, untuk mendorong akses terhadap pasar internasional, pelonggaran akses terhadap pasar global dapat meningkatkan daya saing perusahaan-perusahaan Indonesia dan membuat perusahaan-perusahaan besar menjadi lebih produktif.
Kebijakan yang mengintegrasikan perusahaan lokal ke dalam rantai nilai dan pasokan global memerlukan peningkatan teknologi, manajemen, dan produksi yang ramah lingkungan.
“Ke depan, Indonesia diharapkan dapat menciptakan sektor swasta yang lebih dinamis dan tangguh yang mampu mendorong pertumbuhan ekonomi jangka panjang dan meningkatkan kualitas hidup masyarakatnya,” tutur Alexandre.
No Comments