BRIEF.ID – Saham-saham di bursa Wall Street New York, Amerika Serikat (AS) melemah tajam pada perdagangan Selasa (18/11/2025) tertekan aksi jual besar-besaran untuk saham teknologi, khususnya sektor kecerdasan buatan (AI) serta kejatuhan mendadak harga Bitcoin yang sempat turun di bawah US$ 90 ribu.
Laporan D’Origin yang dirilis Rabu (19/11/2025) menyebutkan, indeks Dow Jones merosot 498,50 poin atau 1,07% ke 46.091,74, indeks S&P 500 turun 0,83% ke level 6.617,32 menandai penurunan empat hari beruntun terpanjang sejak Agustus. Nasdaq Composite juga jatuh 1,21% ke 22.432,85.
Di kawasan Asia-Pasifik saham-sajam kembali melemah tertekan kekhawatiran potensi gelembung saham teknologi menjelang rilis laporan keuangan Nvidia yang dinilai akan menjadi penentu arah pasar.
Bursa Eropa melemah terseret sentimen risk-off yang melanda pasar global akibat kekhawatiran valuasi sektor teknologi yang dinilai terlalu mahal serta meredupnya prospek pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve (The Fed).
Harga Komoditas
Harga minyak dunia melonjak setelah perdagangan yang fluktuatif, dipengaruhi kekhawatiran pasar terhadap sanksi Barat pada minyak Rusia serta pernyataan Presiden AS Donald Trump bahwa proses wawancara kandidat Ketua The Fed telah dimulai.
Brent naik US$ 69 sen atau 1,07% ke $64,89 per barel, WTI menguat 83 sen (1,39%) ke US$ 60,74 per barel, sempat menyentuh angka US$ 60,92 setelah pengumuman Presiden Trump yang selama ini mengkritik kebijakan suku bunga Ketua The Fed Jerome Powell.
Harga emas rebound dari posisi terendah sepekan terdorong data ketenagakerjaan AS yang melambat dan memicu kembali ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed pada Desember 2025. Emas spot naik 0,60% ke US$ 4.069,62 per troy ons, setelah sempat menyentuh level terendah sejak 10 November 2025, dan kontrak emas berjangka Desember ditutup sedikit turun 0,2% di US$ 4.066,50 per troy ons.
Harga minyak sawit mentah (CPO) menguat untuk hari kedua terdorong kenaikan harga minyak kedelai di Chicago setelah Tiongkok membeli sedikitnya 14 kargo kedelai AS, ini merupakan pembelian terbesar sejak Januari dan paling signifikan sejak pertemuan Presiden Trump–Presiden Xi Jinping.
Kontrak acuan CPO pengiriman Januari 2026 di Bursa Malaysia Derivatives naik 1,40% menjadi MYR 4.209 per ton pada pukul 15.20 WIB. (nov)


