BRIEF.ID – Saham PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) tertekan menjelang digelarnya Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) perseroan pada hari ini, Jumat (16/5/2025) siang, sekitar pukul 14:00 WIB.
Sejak sesi I perdagangan saham hari ini, BRIS terpantau melemah. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, BRIS dibuka pada level 2.920 dan sempat bergerak ke harga tertinggi 2.940, namun perlahan melemah dan tercatat -1,03% atau 30 poin ke level Rp2.870 per saham.
Meski demikian, saham BRIS mencatatkan tren positif dalam beberapa waktu terakhir, yakni naik 16,67% secara bulanan dan meningkat 12,99% dalam setahun terakhir.
Pelemahan harga saham BRIS dikaitkan dengan rumor seputar bursa calon direktur utama (dirut) yang akan ditunjuk dalam RUPST PT Bank Syariah Indonesi Tbk (BSI) siang ini.
Sesuai pengumuman perseroan, ada 7 agenda RUPST BSI, di mana perubahan pengurus perseroan, khususnya posisi Dirut menjadi agenda puncak. Berikut 7 agenda RUPST BSI:
- Persetujuan laporan tahunan, laporan tugas pengawasan Dewan Komisaris, serta pengesahan laporan Keuangan tahun buku 2024. Hal itu, termasuk memberikan pembebasan dan pelunasan tanggung jawab sepenuhnya [volledig acquit et de charge] terhadap seluruh anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris Perseroan.
2.Para pemegang saham BRIS akan menentukan persetujuan penggunaan laba bersih perseroan tahun buku 2024.
- Persetujuan penunjukan kantor akuntan publik dan akuntan publik.
- Penetapan tantiem bagi anggota Direksi dan Dewan Komisaris BSI, serta bonus bagi anggota Dewan Pengawas Syariah tahun buku 2024, serta penetapan gaji dan honorarium untuk tahun buku 2025.
- Laporan realisasi penggunaan dana hasil Penawaran Umum Berkelanjutan Sukuk Mudharabah Berlandaskan Keberlanjutan Berkelanjutan I Bank BSI Tahap I Tahun 2024.
- Persetujuan Pengkinian Rencana Aksi Pemulihan (Recovery Plan) perseroan.
- Persetujuan perubahan pengurus perseroan.
Seperti diketahui, perubahan pengurus BSI khususnya pada posisi Dirut harus dilakukan, seiring penunjukkan Hery Gunardi sebagai Dirut PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI).
Seiring dengan itu, nama sejumlah bankir kawakan masuk dalam bursa calon dirut BSI, seperti Bob Tyasika, Zaidan Novari, bahkan Sunarso yang merupakan mantan Dirut BRI.
Meski demikian, menjelang penyelenggaraan RUPST BSI, nama Dirut BPJK Ketenagakerjaan, Anggoro Eko Cahyo, disebut-sebut menjadi calon kuat Dirut BSI menggantikan Hery Gunardi.
Disinyalir, rumor seputar bursa calon Dirut BSI lah yang membuat pasar bereaksi dan berspekulasi, sehingga saham BRIS mengalami tekanan. Selain itu, pelemahan saham BRIS diduga merupakan aksi profit taking menjelang agenda pembagian dividen dari laba bersih perseroan tahun 2024. (jea)