BRIEF.ID – Saham 3 bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN) berkapitalisasi besar terkoreksi pada perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini, Kamis (20/2/2025).
Di kategori 4 bank besar, saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) turun harga, sementara PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) justru menghijau.
Pada penutupan perdagangan hari ini, BMRI terpantau terkoreksi 0,48% atau Rp25 menjadi Rp5.150 per saham, BBRI merosot 2,74% atau Rp110 menjadi Rp3.910 per lembar, dan BBNI turun 1,22% atau Rp60 menjadi Rp4.460 per saham. Sedangkan BBCA naik 0,56% atau Rp50 menjadi Rp9.000 per lembar.
BMRI dan BBRI bahkan menjadi pemberat yang menekan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), hingga ditutup melemah 0,10% atau 6,826 poin ke level 6.788.
Penurunan saham 3 bank BUMN besar ini, menimbulkan spekulasi terkait isu rush money atau penarikan uang yang sedang menjadi trending topic dan viral di media sosial.
Sejak Rabu (19/2/2025), beredar cuitan dan video ajakan di berbagai platform media sosial yang mendorong masyarakat menarik dana dari bank BUMN karena dikhawatirkan menjadi sapi perahan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) yang dibentuk Presiden Prabowo Subianto.
Danantara yang akan berfungsi sebagai sovereign wealth fund (SWF) atau dana investasi pemerintah tersebut mendapat sorotan publik, karena akan mendapat limpahan dana dari hasil efisiensi APBN yang sedang dilakukan pemerintah di berbagai Kementerian/Lembaga (KL).
Presiden Prabowo menyampaikan dari dana efisiensi yang ditargetkan mencapai Rp750 triliun, akan digunakan untuk sejumlah program prioritas, antara lain makan bergizi gratis (MBG), dan sekitar Rp325 triliun akan diserahkan kepada Danantara untuk diinvestasikan.
Hal ini, yang kemudian membuat Danantara menjadi trending topic di berbagai platform medsos. Pasalnya, Danantara disebut-sebut menjadi lembaga independen yang tidak boleh diperiksa Komisi Pemberantaran Korupsi (KPK) dan diaudit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
Hal ini, yang kemudian memunculkan dorongan di kalangan netizen untuk melakukan penarikan uang (rush money) di Bank BUMN, yang dinilai akan menjadi sapi perah Danantara.
Merosotnya harga 3 bank BUMN itu, juga terjadi di tengah rencana buyback (pembelian kembali) saham di pasar.
Pasalnya, isu buyback biasanya mengerek harga saham, karena investor ingin mendapatkan harga yang tinggi saat aksi buyback dilakukan emiten (perusahaan tercatat) di bursa.
Di sisi lain, isu buyback juga dapat menjadi penahan penurunan harga saham secara berkelanjutan di tengah tekanan pasar. Namun, saham 3 bank BUMN besar ini justru banyak dilepas investor asing dalam beberapa hari terakhir.