BRIEF.ID – Istri Calon Presiden Nomor Urut 3 Ganjar Pranowo, Siti Atikoh Supriyanti mengajak kaum perempuan berjuang mewujudkan kebaikan bangsa dan negara.
Ajakan itu disampaikan Atikoh saat berpidato di hadapan ribuan perempuan di Kota Solo, Jawa Tengah, Minggu (17/12/2023). Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian Safari Politik di Jawa Tengah (Jateng) dan Jawa Timur (Jatim).
Ribuan perempuan PDI Perjuangan, kelompok relawan, dan kaum disabilitas tumpah ruah di Benteng Vastenburg, Kota Solo untuk memenangkan pasangan Ganjar Pranowo – Mahfud MD berkontestasi pada Pilpres 2024.
Hadir pula Ketua DPC PDI Perjuangan Solo FX Hadi Rudyatmo dan Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto, yang juga Sekretaris TPN Ganjar-Mahfud. “Kegiatan bertajuk “Perempuan Berdaya Menuju Indonesia Unggul” dimeriahkan penyanyi Yeni Inka, ANF Band, dan Kidung Riang.
Srikandi Pejuang
Ketua DPC PDI Perjuangan Solo FX Hadi Rudyatmo mengatakan, kaum perempuan yang menyatakan tekadnya memenangkan Ganjar-Mahfud pada Pilpres 2024 adalah Srikando Solo yang adalah pejuang sejati.
“Ini adalah srikandi-srikandi dari Solo. Solo itu pejuang sejati,” kata Rudy.
Pernyataan Rudy langsung ditanggapi Atikoh, yang kemudian menyatakan bahwa perempuan-perempuan yang hadir di memiliki mental baja. “Saya bersyukur bertemu dan menyapa teman-teman semua. Teman-teman semua adalah pejuang yang luar biasa,” kata Atikoh.
Pada kesempatan itu, Atikoh menceritakan pengalamannya sebagai wartawan di harian Solo Pos, pada 1997. Profesi wartawan, menurut dia, memberikan pengalaman yang luar biasa karena mengetahui dan melihat langsung segala aspek kehidupan.
“Isu perempuan selalu menarik perhatian saya. Saya setiap hari keluar masuk pasar untuk berdialog dengan para pedagang, terutama pedagang perempuan, tentang bagaimana mereka survive,” kata Atikoh.
Di sisi lain, Atikoh mengatakan, pedagang perempuan pada zaman dulu masih relevan dibahas saat ini. Ia menolak bahwa perempuan memiliki fungsi 3M, macak (merias), masak (memasak), manak (melahirkan).
“Enggak, tidak! Karena tahun 1998 sudah begitu perjuangannya. Kita harus banyak sekali dilakukan, salah satunya ibu di rumah menjadi madrasah anak pertama, di lingkungan pasti di sini banyak yang aktif di posyandu,” kata Atikoh.
Atikoh mengatakan, pekerjaan yang harus diselesaikan perempuan secara kolektif ialah bagaimana berkontribusi untuk mencegah kekerasan dalam rumah tangga.
“Kita harus bisa mengedukasi juga bahwa perempuan itu harus disayangi, harus dilindungi, kita juga harus bisa bagaimana anak-anak saat mengakses internet itu terlindungi tidak menjadi korban bullying, tidak menjadi mangsa para predator,” jelas Atikoh.
No Comments