BRIEF.ID – Nilai tukar (kurs) rupiah terus menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS), seiring kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), dan imbal hasil (yield) Surat Utang Negara (SUN).
Berdasarkan data transaksi antarbank hari ini, Kamis (15/5/2025), kurs rupiah dibuka menguat sebesar 1 poin atau 0,01% menjadi Rp16.561 per dolar AS dari posisi sebelumnya Rp16.562 per dolar AS.
Sementara di pasar spot, nilai tukar rupiah dibuka menguat 0,05% menjadi Rp16.558 per dolar AS. Hingga pukul 10:30 WIB, rupiah terpantau terus menguat ke level Rp16.535.
Pergerakan rupiah cenderung stabil di tengah sentimen pasar global yang cenderung berhati-hati menempatkan portofolio investasi, seiring kembali menguatnya Bursa Wall Street dan indeks dolar AS.
Sentimen positif penguatan rupiah datang dari dalam negeri, seiring kenaikan IHSG yang kembali menyentuh level psikologis 7.000, dan yield SUN di seluruh tenor.
Data OTC Bloomberg menunjukkan tekanan jual yang menurunkan harga surat utang mulai mereda, sehingga terjadi kenaikan yield SUN terutama pada tenor 10Y sebesar 0,5 bps, dan tenor 12Y naik 3,2 bps hingga menyentuh 6,936%.
Secara teknikal, nilai tukar rupiah potensial menyentuh level Rp16.510 per dolar AS, bahkan target penguatan lanjutan adalah level Rp16.500 per dolar AS.
Andaikan penguatan rupiah terus terjadi, maka kurs rupiah diperkirakan dapat menyentuh Rp16.480 per dolar AS hingga Rp16.450 per dolar ASS untuk tren jangka pendek (short-term).
Pada perdagangan hari ini, maata uang Asia bergerak variatif terhadap dolar AS. Sejumlah mata uang Asia yang dibuka melemah, antara lain Baht Thailand (-0,56%), Yuan Tiongkok (-0,11%), Ringgit Malaysia (0,10%), Yuan Offshore (-0,05%), dan Dolar Hong Kong (-0,02%).
Sedangkan mata uang Asia lainnya yang dibuka menguat terhadap dolar AS, antara lain Dolar Taiwan (+0,31%), Yen Jepang (+0,29%), Dolar Singapura (+0,2%), Peso Filipina (+0,06%), dan Won Korea Selatan (+0,03%). (jea)