BRIEF.ID – Nilai tukar (kurs) rupiah menguat ke level Rp16.200 per dolar Amerika Serikat (AS), imbas kode Bank Sentral AS atau Federal Reserve (The Fed) bakal memangkas suku bunga acuan
Berdasarkan data transaksi antarbank hari ini, kurs rupiah dibuka melesat 0,57% atau 93 poin menjadi Rp16.258 per dolar AS dari posisi sebelumnya Rp16.351 per dolar AS. Sementara di pasar spot, nilai tukar rupiah menguat 0,56% menjadi Rp16.253 per dolar AS dan selanjutnya bergerak mendatar.
Tidak hanya rupiah, mayoritas mata uang utama Asia juga menguat terhadap dolar AS, antara lain Baht Thailand (+0,66%), dan Ringgit Malaysia (0,57%).
Penguatan rupiah dan mata uang Asia dipicu pernyataan Gubernur The Fed, Jerome Powell, yang mengindikasikan bank sentral AS bakal memangkas suku bunga acuan atau Fed Fund Rate (FFR).
Sinyal tersebut, tersirat dalam pidato Jerome Powell pada simposium tahunan The Fed, di Jackson Hole, Wyoming, akhir pekan lalu. Dalam pidatonya, Gubernur The Fed menyampaikan stabilitas tingkat pengangguran dan berbagai indikator pasar membuat The Fed mulai mengubah posisi kebijakan moneter.
Pernyataan Powell tersebut membuat pelaku pasar berspekulasi bahwa kemungkinan The Fed akan memangkas suku bunga acuan dalam pertemuan pada September 2025.
Hal itu, membuat indeks dolar AS langsung merosot tajam sebesar 0,92% ke level 97,716. Level tersebut merupakan titik terendah indeks dolar AS sejak 25 Juli 2025.
Kelesuan indeks dolar AS menjadi angin segar bagi mata uang Asia, termasuk rupiah, yang langsung naik signifikan pada pembukaan perdagangan sesi pagi ini.
Untuk perdagangan hari ini, rupiah diprediksi bergerak fluktuatif dengan kecenderungan menguat di kisaran Rp 16.250 per dolar AS hingga Rp16.280 per dolar AS. (jea)