BRIEF.ID – Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan hari ini, Jumat (12/7/2024), menguat pascarilis data inflasi Amerika Serikat (AS) per Juni 2024.
Pada pembukaan transaksi antarbank pagi ini, rupiah terpantau meningkat 0,24% atau 40 poin menjadi Rp16.155 per dolar AS, dari posisi sebelumnya di Rp16.195 per dolar AS.
Penguatan rupiah terhadap dolar AS mengikuti mata uang global lainnya, imbas rilis data inflasi AS di Juni 2024 yang lebih rendah dari perkiraan.
Secara tahunan atau year on year (yoy), inflasi AS turun menjadi 3% di bawah perkiraan sebesar 3,1%, dan lebih rendah dari inflasi tahunan pada Mei 2024 sebesar 3,3%. Selain itu, inflasi inti juga tercatat menurun menjadi 3,3% dari 3,4% (yoy).
Indeks Harga Konsumen (IHK) AS pada Juni 2024 mencatat deflasi sebesar 0,1% month on month (mom), lebih rendah dibandingkan ekspektasi konsensus yang memperkirakan inflasi sebesar 0,1% mom.
“Deflasi yang dilami AS pada Juni 2024 merupakan yang pertama kali sejak tahun 2020,” kata Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede, seperti dikutip Antara, Jumat (12/7/2024).
Menurut dia, data IHK yang lebih rendah dari perkiraan menunjukkan perkembangan disinflasi yang konsisten di AS, meningkatkan kemungkinan penurunan suku bunga pada September 2024, sehingga semakin mendorong sentimen risk-on di pasar.
Investor terus mempertahankan ekspektasi mereka mengenai dua kali penurunan suku bunga kebijakan pada tahun 2024. Sentimen tersebut mendorong pelemahan dolar AS pada Kamis malam.
Sejalan dengan pelemahan dolar AS, rupiah diperkirakan bergerak di rentang Rp16.075 per dolar AS sampai dengan Rp16.175 per dolar AS pada perdagangan hari ini.
No Comments