BRIEF.ID – Nilai tukar (kurs) rupiah masih tertekan imbas ekspetasi berakhirnya penutupan pemerintah atau government shutdown Amerika Serikat (AS).
Berdasarkan data transaksi antarbank hari ini, Kamis (13/11/2025), kurs rupiah dibuka melemah 0,04% atau 7 poin menjadi Rp16.724 per dolar AS dari level sebelumnya Rp16.717 per dolar AS.
Sementara di pasar spot, nilai tukar rupiah tergelincir 0,13% ke level Rp16,725 per dolar AS. Hingga pukul 12:00 WIB, nilai tukar rupiah masih bergerak di zona merah dan berada di level Rp16.726 per dolar AS.
Pelemahan nilai tukar rupiah dipengaruhi penguatan dolar AS, seiring
meningkatnya ekspetasi investor terkait potensi berakhirnya government shutdown AS, yang telah berlangsung sejak 1 Oktober 2025.
Senat AS telah menyepakati Rancangan Undang-Undang (RUU) Anggaran dan pembahasan lanjutan sedang dilakukan Kongres AS. Pemungutan suara Kongres AS dijadwalkan berlangsung pada hari ini, Kamis (13/12/2025) pukul 19.00 waktu setempat.
Kongres AS diyakini akan menyetujui RUU Anggaran yang telah disetujui Senat AS dengan komposisi suara 60:40. Selanjutnya, RUU tersebut akan diserahkan kepada Presiden AS, Donald Trump untuk ditandatangani menjadi UU.
Selain itu, dolar AS menguat seiring ketidakpastian arah kebijakan moneter Bank Sentral AS atau Federal Reserve (The Fed), terutama untuk suku bunga acuan.
Data ketenagakerjaan yang menunjukkan pelemahan, hingga potensi meningkatnya inflasi membuat investor meyakini The Fed harus mengkaji kebijakan pemangkasan suku bunga dalam pertemuan FOMC pada Desember 2025.
Untuk perdagangan hari ini, nilai tukar rupiah diprediksi masih tertekan di zona merah dan bergerak di kisaran level Rp16.700 per dolar AS hingga Rp16.730 per dolar AS. (jea)


