BRIEF.ID – Nilai tukar (kurs) rupiah loyo ke Rp16.300 per dolar AS (Amerika Serikat) gara-gara arus capital outflow (modal asing ke luar) terus berlanjut menjelang pelantikan Presiden AS terpilih, Donald Trump.
Data Bloomberg pada pukul 09.07 WIB menunjukkan kurs rupiah di pasar spot exchange terkoreksi 0,25% atau 40,5 poin menjadi Rp 16.310,5 per dolar AS. Pada perdagangan Kamis (9/1/2025), mata uang rupiah ditutup menguat 13 poin berada di level Rp 16.270 per dolar AS.
Sedangkan data transaksi antarbank pada hari ini, menunjukkan nilai tukar rupiah melemah 0,14% atau 22 poin menjadi Rp16.292 per dolar AS dari posisi sebelumnya Rp16.270 per dolar AS.
Pelemahan rupiah terjadi seiring sentimen pelaku pasar terhadap hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI), yang diperkirakan akan tetap mempertahankan suku bunga acuan atau BI-Rate di kisaran 6%.
Hal itu, membuat pasar keuangan Indonesia tidak menarik, sehingga investor cenderung mengalihkan modal ke indeks dolar AS dan obligasi AS yang trennya terus menguat.
Seperti banyak negara emerging market, Indonesia terdampak signifikan oleh kenaikan imbal hasil obligasi AS yang tajam dan penguatan besar-besaran dolar AS, yang secara signifikan memperketat kondisi keuangan domestik.
Tren pelemahan rupiah diperkirakan masih akan berlanjut hingga hari pelantikan Presiden Donald Trump pada 20 Januari 2025. Presiden AS yang pernah menggaungkan perang dagang dengan Tiongkok tersebut, diperkirakan akan kembali menerapkan kebijakan kenaikan tarif, sehingga akan meningkatkan ketidakpastian ekonomi global.
Untuk perdagangan hari ini, rupiah diperkirakan masih tertekan dan bergerak di kisaran Rp16.290 per dolar AS hingga Rp17.300 per dolar AS.