BRIEF.ID – Nilai tukar (kurs) rupiah dan mata uang Asia lainnya menguat saat indeks dolar Amerika Serikat (AS) tertekan imbas pemangkasan suku bunga Federal reserve (The Fed).
Berdasarkan data transaksi antarbank hari ini, Kamis (11/12/2025), kurs rupiah dibuka menguat 0,15% atau 25 poin menjadi Rp16.663 per dolar AS dari level sebelumnya Rp16.688 per dolar AS.
Sementara nilai tukar rupiah di pasar spot terpantau menguat 0,24% menjadi Rp116.645 per dolar AS. Hingga pukul 11:30 WIB, nilai tukar rupiah masih menguat, dan berada di level Rp16.674 per dolar AS.
Lonjakan nilai tukar rupiah mengikuti penguatan mata uang Asia lainnya, seiring euforia pemangkasan suku bunga The Fed atau Fed Funds Rate sebesar 25 basis poin atau 0,25% menjadi 3,5%-3,75%.
Mata uang Asia yang mengalami penguatan tetrbesar atas dolar AS, yaitu Baht Thailand (+0,38%), Ringgit Malaysia (+0,31%), dan Yen Jepang (+0,26%)
Hal itu dipicu oleh masuknya kembali investor global ke emerging market, terutama pada aset berisiko seperti saham dan valuta asing (valas), sebagai respons atas pemangkasan suku bunga The Fed yang sesuai dengan ekspetasi.
Keputusan The Fed memangkas suku bunga acuan atau Fed Fund Rate (FFR) dinilai menjadi sinyal bahwa likuiditas global yang lebih longgar sudah di depan mata, dan era kebijakan moneter superketat AS telah memasuki fase pelonggaran.
Momentum ini juga diperkuat dengan sentimen positif dari dalam negeri, antara lain likuiditas perbankan yang terjaga, inflasi yang tetap terkendali, dan ekspektasi stabilitas kebijakan moneter.
Meski demikian, penguatan rupiah masih bersifat terbatas, karena ketidakpastian global masih tinggi. Untuk perdagangan hari ini, kurs rupiah diprediksi bergerak di kisaran level Rp16.600 per dolar AS hingga Rp16.680 per dolar AS. (jea)


