BRIEF.ID – Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan awal pekan, Senin (5/8/2024), dibuka menguat dipicu penurunan Purchasing Managers Indeks (PMI) manufaktur AS per Juli 2024.
Berdasarkan data transaksi antarbank hari ini, rupiah naik 0,22% atau 35 poin menjadi Rp16.165 per dolar AS dari Rp16.200 per dolar AS pada penutupan perdagangan Jumat (2/8/2024).
Pada akhir pekan, pemerintah AS mengumumkan PMI Manufaktur ISM mengalami kontraksi ke level 46,8 per Juli 2024 dibandingkan level 48,5 pada Juni 2024. Kontraksi PMI Manufaktur ISM AS tersebut jauh melebihi perkiraan, bahkan paling rendah dalam 8 bulan terakhir.
Data pesanan baru untuk barang-barang manufaktur AS turun 3,3% secara bulanan atau month on month (mom) menjadi US$564,2 miliar pada Juli 2024.
Penurunan data pesanan baru barang-barang manufaktur AS sebesar 3,3% jauh lebih besar dari perkiraan pasar sebesar 2,9%. Hal ini sekaligus menandai penurunan paling tajam sejak Januari 2024.
Kontraksi tersebut sebagian besar disebabkan oleh anjloknya pesanan peralatan transportasi sebesar -20,6% menjadi US$75,79 miliar.
Selain itu, tingkat pengangguran AS secara tak terduga meningkat menjadi 4,3% pada Juli 2024, tertinggi sejak Oktober 2023.
Perkembangan tersebut menjadi sentimen positif bagi kurs rupiah, meskipun terdapat data yang kurang menguntungkan ketika PMI Manufaktur Indonesia dari S&P Global turun menjadi 49,3 pada Juli 2024 dari 50,7 pada Juni 2024.
Selain itu, pelaku pasar juga mengantisipasi rilis pertumbuhan ekonomi atau produk domestik bruto (PDB) kuartal II 2024 oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada hari ini.
Pergerakan nilai tukar rupiah hari ini diperkirakan berada di kisaran Rp16.138 per dolar AS sampai dengan Rp16.225 per dolar AS.
No Comments