BRIEF.ID – Nilai tukar (kurs) rupiah anjlok tertekan dolar Amerika Serikat (AS) seiring sikap investor yang bimbang dengan arah kebijakan suku bunga Federal Reserve (The Fed).
Berdasarkan data transaksi antarbank hari ini, Senin (17/11/2025), kurs rupiah dibuka melemah 0,111% atau 19 poin menjadi Rp16.726 per dolar AS dari posisi sebelumnya Rp16.707 per dolar AS.
Sementara di pasar spot nilai tukar rupiah hari ini dibuka melemah 0,05% menjadi R[16.713 per dolar AS. Hingga pukul 11:00 WIB, nilai tukar rupiah terpantau masih bergerak di zona merah dan berada di level Rp16.736 per dolar AS.
Pelemahan rupiah terjadi seiring tekanan dolar AS, yang sedang perkasa. Pada perdagangan pagi ini, indeks dolar AS terpantau menguat 0,1% menjadi 99,399.
Selain rupiah, sejumlah mata uang Asia lainnya juga tertekan terhadap dolar AS, antara lain Won Korea Selatan (-0,48%), Ringgit Malaysia (-0,19%), Peso Filipina (-0,16%), dan Dolar Singapura (-0,15%).
Investor bimbang dengan arah kebijakan suku bunga The Fed atau Fed Funds Rate (FFR), seiring sikap haawkish sejumlah pejabat bank sentral AS tersebut.
Data ketenagakerjaan yang melemah seiring meningkatnya angka pengangguran, membuat pelaku pasar berspekulasi The Fed akan memangkas suku buga acuan pada pertemuan Desember 2025.
Namun sejumlah pejabat The Fed mengindikasikan pemangkasan FFR tak menjamin tekanan dari angka pengangguran akan berkurang. Gubernur The Fed Kansas City, Jeff Schmid, menyebut penurunan suku bunga tidak akan banyak membantu perekonomian AS.
“Saya tidak berpikir bahwa penurunan suku bunga lebih lanjut akan membantu ‘retakan’ di pasar tenaga kerja. Penurunan suku bunga justru akan menimbulkan efek jangka panjang terhadap komitmen kami mewujudkan inflasi sesuai target 2%,” kata Schmid, seperti dikutip Bloomberg News, Senin (17/11/2025).
Untuk perdagangan hari ini, nilaitukar rupiah diprediksi masih tertekan di zona merah dan bergerak di kisaran level Rp16.700 per dolar AS hingga Rp16.750 per dolar AS. (jea)


