BRIEF.ID – Nilai tukar (kurs) rupiah anjlok ke level Rp16.700 per dolar Amerika Serikat (AS) imbas penurunan surplus neraca perdagangan Indonesia dan tren penguatan dolar AS.
Berdasarakan data transaksi antarbank hari ini, kurs rupiah dibuka melemah 0,21% atau 39 poin menjadi menjadi Rp16.715 per dolar AS dibandingkan posisi sebelumnya Rp16.676 per dolar AS.
Sementara di pasar spot, nilai tukar rupiah dibuka melemah 0,29% menjadi Rp16.705 per dolar AS. Hingga pukul 10:30 WIB, kurs rupiah masih bergerak di zona merah dan berada di level Rp16.729 per dolar AS.
Pelemahan rupiah dipicu data surplus neraca perdagangan Indonesia yang turun drastis menjadi US$4,34 miliar per September 2025, dibandingkan posisi pada Agustus 2025 yang sebesar US$5,49 miliar.
Meskipun BPS menyatakan Indonesia telah mencatat surplus neraca perdagangan selama 65 bulan berturut-turut, investor mencermati penurunan surplus neraca perdagangan, yang nilainya mencapai US$1,15 miliar.
Selain itu, penguatan dolar AS yang terjadi sejak pekan lalu, juga masih menekan pergerakan rupiah. Pernyataan Gubernur Federal Reserve (The Fed), Jerome Powell, yang mengindikasikan pemangkasan suku bunga acuan belum pasti dilakukan pada Desember 2025, membuat indeksn dolar AS terus melonjak.
Pada perdagangan hari ini, indeks dolar AS menyentuh level 100, level yang belum pernah disentuh sejak 1 Agustus 2025. Ekspetasi investor terhadap penurunan suku bunga The Fed, membuat dolar AS menjadi incaran.
Untuk perdagangan hari ini, nilai tukar rupiah diprediksi masih tertekan di zona merah, dan bergerak di kisaran level Rp16.650 per dolar AS hingga Rp16.750 per dolar AS. (jea)


