Jakarta – Peran humas di era revolusi 4.0 dinilai harus memiliki kemampuan dalam beradaptasi dengan perkembangan teknologi saat ini. Hal ini disampaikan oleh Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri Kementerian Perindustrian, Ngakan Timur Antara, di acara Konvensi Nasional Humas, Djakarta Theater, Jakarta Pusat, Selasa (11/12).
“Teknologi dapat di beli, tapi bagaimana dengan sikap, dengan budaya kerja manusia? Ini harus diadaptasi, mengenai budaya kerja,” ujarnya.
Ia menjelaskan dengan berkembangnya teknologi saat ini, peran humas dapat digantikan oleh robot, seperti di Negeri Tirai Bambu yaitu China. Peran humas sudah dari awal digaungkan dengan penggunaan robot. Hal ini dikarenakan robot dapat, menulis berita dengan cepat.
Walaupun penggunaan robot dapat mempercepat waktu. Ngakan menegaskan peran seorang humas tidak dapat bisa digantikan oleh robot. Hal ini dikarekan robot tidak dapat memahami unsur-unsur dalam sebuah penulisan. Sehingga, peran humas hanya dapat dilakukan oleh manusia saja.
“Banyak etika-etika yang harus di tanam. Tetapi robot hanya dapat menulis cepat.”
Sedangkan menurut CEO Kata Data, Metta Dharmasaputra dengan perkembangan teknologi di era 4.0 ini akan menimbulkan sebuah tantangan besar untuk humas sendiri. Ia menyebutkan ada dua tantangan yang harus dihadapi oleh humas, yaitu memahami perilaku digital dan insersi pesan.
Dalam memahami perilaku digital, humas harus membuat audiensi terbagi sesuai dengan preferensinya. Dimana sebuah riset diperlukan untuk memahami siapa audiens sasaran sang humas, apa channel yang kita gunakan, dan bagaimana konten yang tepat sesuai dengan masing-masing preferensi.
Tantangan terkait insersi pesan, di mana campaign tidak lagi one message for all. Setiap segmen masyarakat memerlukan konten yang tepat. Transformasi dari massive tergeting menjadi micro tergeting.